Polda Jatim Terus Gencarkan Aksi Turunkan Angka Stunting
loading...
A
A
A
NGAWI - Polda Jatim terus berupaya menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di wilayahnya. Langkah itu dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas. Intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun telah menjadi sebuah keharusan.
Namun, upaya pencegahan dan penanganan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Dinas Kesehatan. Perlu peran dari Polri, perguruan tinggi, media, dan dunia usaha.
Penanganan stunting harus dilakukan secara holistik, integratif, dan spasial (spesifik daerah). Inovasi mempercepat pencegahan stunting sejatinya harus diciptakan dan dikembangkan.
Di antaranya dengan Kegiatan Kepolisian Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD), Pentul Melikan Penitipan Anak Asuh Stunting melalui anggota polisi turunkan prevalensi di Ngawi. Program Pentul Melikan Polda Jatimdi Polres Ngawi menunjukkan hasil sangat memuaskan.
“Ngawi berhasil menurunkan stunting, dari 27 persen ke angka kurang lebih 16 persen. Ini juga penurunan yang sangat drastis sekali,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Jumat (27/1/2023).
Kapolda mengapresiasi program pencegahan stunting kolaborasi Polres Ngawi dengan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Meski belum menggunakan platform aplikasi digital, namun pola penitipan anak asuh kepada polisi yang menjadi orang tua asuh stunting, yakni sebanyak 250 personel di Polres Ngawi, serta TK Bhayangkari sebagai Pos Gizi mampu menurunkan angka stunting secara signifikan.
Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas. Intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun telah menjadi sebuah keharusan.
Namun, upaya pencegahan dan penanganan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Dinas Kesehatan. Perlu peran dari Polri, perguruan tinggi, media, dan dunia usaha.
Penanganan stunting harus dilakukan secara holistik, integratif, dan spasial (spesifik daerah). Inovasi mempercepat pencegahan stunting sejatinya harus diciptakan dan dikembangkan.
Di antaranya dengan Kegiatan Kepolisian Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD), Pentul Melikan Penitipan Anak Asuh Stunting melalui anggota polisi turunkan prevalensi di Ngawi. Program Pentul Melikan Polda Jatimdi Polres Ngawi menunjukkan hasil sangat memuaskan.
“Ngawi berhasil menurunkan stunting, dari 27 persen ke angka kurang lebih 16 persen. Ini juga penurunan yang sangat drastis sekali,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Jumat (27/1/2023).
Kapolda mengapresiasi program pencegahan stunting kolaborasi Polres Ngawi dengan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Meski belum menggunakan platform aplikasi digital, namun pola penitipan anak asuh kepada polisi yang menjadi orang tua asuh stunting, yakni sebanyak 250 personel di Polres Ngawi, serta TK Bhayangkari sebagai Pos Gizi mampu menurunkan angka stunting secara signifikan.