Polda Jatim Terus Gencarkan Aksi Turunkan Angka Stunting

Jum'at, 27 Januari 2023 - 19:57 WIB
loading...
Polda Jatim Terus Gencarkan Aksi Turunkan Angka Stunting
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengapresiasi program pencegahan stunting kolaborasi Polres dengan Pemkab Ngawi. Foto/Ist
A A A
NGAWI - Polda Jatim terus berupaya menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di wilayahnya. Langkah itu dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas. Intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun telah menjadi sebuah keharusan.



Namun, upaya pencegahan dan penanganan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Dinas Kesehatan. Perlu peran dari Polri, perguruan tinggi, media, dan dunia usaha.

Penanganan stunting harus dilakukan secara holistik, integratif, dan spasial (spesifik daerah). Inovasi mempercepat pencegahan stunting sejatinya harus diciptakan dan dikembangkan.

Di antaranya dengan Kegiatan Kepolisian Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD), Pentul Melikan Penitipan Anak Asuh Stunting melalui anggota polisi turunkan prevalensi di Ngawi. Program Pentul Melikan Polda Jatimdi Polres Ngawi menunjukkan hasil sangat memuaskan.

“Ngawi berhasil menurunkan stunting, dari 27 persen ke angka kurang lebih 16 persen. Ini juga penurunan yang sangat drastis sekali,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto, Jumat (27/1/2023).



Kapolda mengapresiasi program pencegahan stunting kolaborasi Polres Ngawi dengan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.

Meski belum menggunakan platform aplikasi digital, namun pola penitipan anak asuh kepada polisi yang menjadi orang tua asuh stunting, yakni sebanyak 250 personel di Polres Ngawi, serta TK Bhayangkari sebagai Pos Gizi mampu menurunkan angka stunting secara signifikan.

Dia menambahkan, persoalan stunting menjadi perhatian serius pemerintah mengingat Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030-2035. Program pencegahan stunting perlu ditingkatkan untuk menciptakan anak muda yang berkualitas dan bisa berkompetisi di masa depan.

Polda Jatim telah memulai program pencegahan stunting dipelopori di Polres Ngawi pada Agustus 2022. Selain Ngawi, program pencegahan stunting juga akan dilaksanakan di Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.

Kegiatan KRYD bertujuan untuk mewujudkan keamanan di bidang sosial dan kesehatan. Dalam hal ini, Polda Jatim bekerja sama dengan BKKBN Koordinator Bidang KB KR, Tim Pakar dari RSUD, dan Psikolog.

"Hingga tahun 2023, Polda Jatim bersama BKKBN Rencananya akan mengintervensi 70 Posyandu di 5 Kabupaten/Kota di Jatim," paparnya.

Khusus untuk Kabupaten Ngawi, Polres Ngawi bersama Pemkab Ngawi BKKBN Jatim telah melakukan intervensi pencegahan stunting di 3 desa, yakni Desa Pangkur, Desa Cepoko dan Desa Gerih Kecamatan Gerih.

Guna percepatan dan pencegahan stunting di wilayahnya, Bhabinkamtibmas melaksanakan pendampingan kegiatan percepatan dan pencegahan stunting bertempat masing desa dan kecamatan di Kabupaten Ngawi.

Wakapolres Haryanto mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah sosialisasi penanganan stunting dan pemberian gizi tambahan (PMT). Di antaranya berupa susu, vitamin dan biskuit dengan tujuan mempercepat tumbuh kembang anak dari stunting tersebut.

"Sehingga terbentuknya generasi yang cerdas serta sehat dan menjadi harapan bangsa," kata Wakapolres.

Lebih lanjut dikatakan, penentuan data stunting sangat diharuskan untuk mencegah terjadi kelalaian dalam menangani gizi buruk pada balita usia dini.

”Dengan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, banyak orang tua tidak tahu, tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan anak," tuturnya.

Dia menambahkan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Polri dalam melakukan problem solving stunting di Ngawi dan akan terus meningkatkan kepedulian dan dukungan terhadap program-program pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah sesuai petunjuk Kapolda Jatim dan Kapolri.

Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian makanan tambahan bagi anak usia bawah dua tahun atau baduta serta ibu hamil dengan kekurangan energi kronik.

"Pemberian makanan tambahan bagi Duta Pentul Melikan dilakukan selama 6 bulan dan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya," terangnya.

Selain pemberian makanan tambahan, Polres Ngawi bersama Pemkab BKKBNJatim Bhayangkari melakukan kegiatan melakukan edukasi pencegahan stunting dengan melibatkan kader Posyandu, bidan desa dan PKK. Kampanye pencegahan stunting juga dilakukan ke sejumlah sekolah di Ngawi.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)