Pilwalkot Makassar, Golkar-Berkarya Prediksi ada Kandidat Dijegal
Senin, 13 Juli 2020 - 21:05 WIB
"Kalau melihat kondisi sekarang, jangankan ban sedep, ban bocor saja susahmi Danny dapat. Ya kan logikanya begitu. Itu perlu ditulis," jelasnya.
Soal arah dukungan partainya di Pilwalkot Makassar, Berkarya akan mengusung Appi alias Munafri Arifuddin. Berkarya sendiri memegang satu kursi di parlemen Kota Makassar.
"Jadi InsyaAllah partai Berkarya tidak mengeluarkan surat tugas, tapi langsung B1KWK. InsyaAllah, kita akan ke Pak Munafri," tandasnya.
Pengamat Politik Unismuh, Luhur Andi Prianto, berpendapat Pilwalkot Makassar juga hanya akan diikuti oleh tiga paslon. Dari empat nama yang mencuat sekarang, akan ada satu kandidat yang terjegal.
"Saya rasa, maksimal tiga paslon yang akan bertarung. Kalau bukan Pak None, ya Pak Danny yang tidak maju," ungkap Luhur.
Belum adanya formulir B1KWK yang dikeluarkan partai politik di Pilwalkot Makassar, menjadi momok menakutkan bagi para calon walikota. Sehingga menurut Luhur, potensi jegal-menjegal masih terbuka lebar.
“Potensi begal politik itu besar. Ada peluang yang sangat potensial, dukungan partai dibajak atau diambil alih oleh calon lain. Karena partai juga tidak memiliki prosedur yang standar untuk menentukan calon kandidat. Banyak partai yang membuka pendaftaran tapi juga menyiapkan shortcut,” beber Luhur.
Ia menjelaskan di setiap partai politik ada banyak gerbong. Faksi-faksi inilah yang menjadi jalur atau pintu untuk mendapatkan rekomendasi. Jalan pintas inilah yang memungkinkan begal-membegal rekomendasi partai terjadi.
Soal arah dukungan partainya di Pilwalkot Makassar, Berkarya akan mengusung Appi alias Munafri Arifuddin. Berkarya sendiri memegang satu kursi di parlemen Kota Makassar.
"Jadi InsyaAllah partai Berkarya tidak mengeluarkan surat tugas, tapi langsung B1KWK. InsyaAllah, kita akan ke Pak Munafri," tandasnya.
Pengamat Politik Unismuh, Luhur Andi Prianto, berpendapat Pilwalkot Makassar juga hanya akan diikuti oleh tiga paslon. Dari empat nama yang mencuat sekarang, akan ada satu kandidat yang terjegal.
"Saya rasa, maksimal tiga paslon yang akan bertarung. Kalau bukan Pak None, ya Pak Danny yang tidak maju," ungkap Luhur.
Belum adanya formulir B1KWK yang dikeluarkan partai politik di Pilwalkot Makassar, menjadi momok menakutkan bagi para calon walikota. Sehingga menurut Luhur, potensi jegal-menjegal masih terbuka lebar.
“Potensi begal politik itu besar. Ada peluang yang sangat potensial, dukungan partai dibajak atau diambil alih oleh calon lain. Karena partai juga tidak memiliki prosedur yang standar untuk menentukan calon kandidat. Banyak partai yang membuka pendaftaran tapi juga menyiapkan shortcut,” beber Luhur.
Ia menjelaskan di setiap partai politik ada banyak gerbong. Faksi-faksi inilah yang menjadi jalur atau pintu untuk mendapatkan rekomendasi. Jalan pintas inilah yang memungkinkan begal-membegal rekomendasi partai terjadi.
tulis komentar anda