FEB Unisma Ingatkan Bahaya Narkoba di Masa Pandemi COVID-19
Senin, 13 Juli 2020 - 15:47 WIB
Sementara itu ketua BEM FEB Unisma , Mat Bahri mengatakan, sangat mengapreasiasi kepedulian alumni FEB Unisma yang turut mendukung program kerjanya untuk selalu produktif di masa pandemi COVID-19.
Ia berharap, kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa agar tidak mencoba-coba barang haram yang akan mampu merusak masa depan bangsa. Ke depan BEM FEB Unisma akan meningkatkan produktifitas program kerjanya meskipun pandemi COVID-19 belum berakhir.
Dalam paparannya Bahrul Ulum menjabarkan, bahwa Napza itu meliputi Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif. Digolongkan sebagai aat-zat yang ketika dikonsumsi akan mempengaruhi sistem syaraf pusat, dan karenanya akan mempengaruhi perasaan serta cara berpikir orang yang menggunakannya Napza.
"Ada tiga strategi penanganan narkoba, yakni meliputi Demand Reduction, dengan memutus mata rantai para pengguna. Kedua dengan Harm Reduction melalui pengurangan dampak buruk terhadap narkoba, serta Suply Reduction yang dilaksanakan dengan memutus mata rantai pemasok narkotika mulai dari produsen sampai pada jaringan pengedarnya," tegasnya.
(Baca juga: Silatnas IKA Unisma: Penguatan Entrepreneurship di Kampus Merdeka )
HRM. Hardadi Airlangga dalam penjelasannya mengatakan, faktor penyebab penyalahgunaan narkoba ada tiga, yaitu faktor pendorong; berupa pengendalian diri lemah, keluarga, gangguan perilaku, pemberontak, tidak berprestasi di sekolah, tidak diterima di kelompok, berteman dengan pemakai.
Selain itu ada faktor individu, yakni periode remaja (ingin tahu, coba-coba, ingin diakui oleh teman). Dan faktor lingkungan; keluarga dan pergaulan. Selanjutnya dokter yang sehari-hari juga sebagai dosen di FK Unisma ini mengajak mahaiswa FEB Unisma untuk mewaspadai Napza yang memberikan efek berbeda-beda kepada penggunanya.
"Ada jenis halusinogen yang menyebabkan perasaan halusinasi, sehingga menyebabkan perilaku yang memalukan atau membahayakan bagi penggunanaya. Ada lagi jenis stimulan yang merangsang sistem syaraf pusat hingga menimbulkan perasaan segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat, bahagia, disorientasimental, rasa cemas tinggi, mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa haus terus-menerus, keringat dingin, hipertensi, memberikan rasa nikmat, dan bahagia," ujarnya.
Ia berharap, kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa agar tidak mencoba-coba barang haram yang akan mampu merusak masa depan bangsa. Ke depan BEM FEB Unisma akan meningkatkan produktifitas program kerjanya meskipun pandemi COVID-19 belum berakhir.
Dalam paparannya Bahrul Ulum menjabarkan, bahwa Napza itu meliputi Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif. Digolongkan sebagai aat-zat yang ketika dikonsumsi akan mempengaruhi sistem syaraf pusat, dan karenanya akan mempengaruhi perasaan serta cara berpikir orang yang menggunakannya Napza.
"Ada tiga strategi penanganan narkoba, yakni meliputi Demand Reduction, dengan memutus mata rantai para pengguna. Kedua dengan Harm Reduction melalui pengurangan dampak buruk terhadap narkoba, serta Suply Reduction yang dilaksanakan dengan memutus mata rantai pemasok narkotika mulai dari produsen sampai pada jaringan pengedarnya," tegasnya.
(Baca juga: Silatnas IKA Unisma: Penguatan Entrepreneurship di Kampus Merdeka )
HRM. Hardadi Airlangga dalam penjelasannya mengatakan, faktor penyebab penyalahgunaan narkoba ada tiga, yaitu faktor pendorong; berupa pengendalian diri lemah, keluarga, gangguan perilaku, pemberontak, tidak berprestasi di sekolah, tidak diterima di kelompok, berteman dengan pemakai.
Selain itu ada faktor individu, yakni periode remaja (ingin tahu, coba-coba, ingin diakui oleh teman). Dan faktor lingkungan; keluarga dan pergaulan. Selanjutnya dokter yang sehari-hari juga sebagai dosen di FK Unisma ini mengajak mahaiswa FEB Unisma untuk mewaspadai Napza yang memberikan efek berbeda-beda kepada penggunanya.
"Ada jenis halusinogen yang menyebabkan perasaan halusinasi, sehingga menyebabkan perilaku yang memalukan atau membahayakan bagi penggunanaya. Ada lagi jenis stimulan yang merangsang sistem syaraf pusat hingga menimbulkan perasaan segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat, bahagia, disorientasimental, rasa cemas tinggi, mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa haus terus-menerus, keringat dingin, hipertensi, memberikan rasa nikmat, dan bahagia," ujarnya.
(eyt)
tulis komentar anda