Kisah Keranda Mayat Legendaris 1929

Senin, 13 Juli 2020 - 05:00 WIB
Di TPU Maruti 13 Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Bali terdapat sebuah keranda legendaris yang masih tampak kokoh tak termakan usia bertuliskan angka 1929 dengan bobot mencapai 100 kilogram. Foto iNews TV/Indira Arri
Keranda kerap digunakan oleh umat muslim sebagai alat untuk mengantarkan jenazah ke liang lahat. Di TPU Maruti 13 Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Bali terdapat sebuah keranda legendaris yang masih tampak kokoh tak termakan usia bertuliskan angka 1929 dengan bobot mencapai 100 kilogram.



Kondisinya masih kokoh dan tak ada tanda dimakan usia. Pada bagian depan tudung terdapat ukiran angka yang merujuk pada tahun pembuatan bertulis angka 1929.



H Anwar Pembina TPU Maruti 13 mengatakan, keranda 1929 ini diperkirakan telah ada sejak zaman Kolonial Belanda dan merupakan keranda pertama yang digunakan warga Dusun Wanasari atau lebih dikenal dengan Kawasan Kampung Jawa.

Dimana Kampung Jawa tak lepas dari peristiwa Perang Puputan 1906 yang melibatkan pejuang Jawa dan Bali di bawah Kerajaan Pemecutan Badung.



Hal ini dapat ditelusuri melalui monumen di TPU Wanasari yang mencatat 25 nama Moeda Djoeang Syuhada Kemerdekaan Republik Indonesia Kampoeng Djawa Denpasar.

Dari perjuangan bersama inilah kemudian konon Raja Pemecutan Badung menghibahkan tanah di seputaran Jalan A Yani dan Maruti Denpasar sebagai lahan pemukiman para pejuang Jawa.

"Namun sejak 2005 keranda berbahan kayu jati dan memiliki bobot hingga 100 kg ini sudah tak digunakan untuk menggotong jenazah dan telah digantikan keranda yang lebih ringan berbahan stainless steel," tandasnya.
(sms)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content