88 Peserta UTBK Tahap I Reaktif, Begini Nasib Mereka
Sabtu, 11 Juli 2020 - 19:11 WIB
SURABAYA - Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Tahap 1 sudah diselesaikan 11.809 peserta , Sabtu (11/7/2020). Dari jumlah itu, sebanyak 1.102 peserta tidak membawa hasil rapid test.
Ketua Pusat UTBK Universitas Airlangga Prof Junaidi Khotib, PhD menuturkan, peserta ujian yang hadir pada tahap 1 berjumlah 11.809 siswa. Rata-rata kehadiran para peserta pada tiap sesi mencapai 91,36 persen.
(Baca juga: Pondok Gontor Siapkan Bangunan untuk Penanganan COVID-19 )
Dari jumlah itu, terdapat 1.102 peserta yang tidak membawa hasil rapid test. Mereka akhirnya menjalani rapid test terlebih dahulu di Universitas Airlangga kampus B dan C. “Dari 1.102 peserta itu, sejumlah 88 peserta dinyatakan reaktif,” kata Prof Junaidi, Sabtu (11/7/2020).
Ia melanjutkan, setelah dinyatakan reaktif, mereka tidak bisa mengikuti UTBK Tahap 1 dan dilakukan relokasi untuk ujian Tahap 2 pada 20-29 Juli 2020 mendatang. Pihaknya meminta para peserta yang hasil rapid testnya reaktif, maka mereka harus melakukan isolasi mandiri dengan baik.
“Makan makanan sehat, minum vitamin, dan menjaga istirahat dengan baik. Sehingga pada saatnya ujian nanti mereka dapat mengikuti ujian dengan baik,” ungkapnya.
(Baca juga: Corona di Surabaya Masih Tinggi Penutupan Tiga Ruas Jalan Utama Diperpanjang )
Ia menambahkan, kebijakan itu tak hanya berlaku bagi peserta onsite yang mempunyai hak untuk melakukan relokasi ujian. Sebab, peserta yang dinyatakan reaktif rapid test dan positif PCR atau swab test bisa meminta relokasi ujian dengan menghubungi Pusat UTBK Universitas Airlangga.
“Sampai hari ini sudah terdaftar sebanyak 261 peserta yang meminta relokasi ujian untuk Tahap 2,” jelasnya.
Sampai saat ini, katanya, alasan utama peserta meminta relokasi ujian adalah hasil rapid test reaktif sebanyak 98% dan PCR positif sebanyak 1%. “Kami harapkan adik-adik semua supaya memerhatikan kepatuhan protokol kesehatan dengan tepat,” jelasnya.
Penerapan protokol kesehatan pun diterapkan dengan ketat. Termasuk fasilitas ruangan yang dibuat rasio yang cukup antara kapasitas ruangan dan jumlah peserta.
“Panitia yang terlibat dalam proses pelaksanaan UTBK juga harus sehat. Maka dari itu, sebelum pelaksanaan UTBK dilakukan rapid test terlebih dahulu,” ucapnya.
Ketua Pusat UTBK Universitas Airlangga Prof Junaidi Khotib, PhD menuturkan, peserta ujian yang hadir pada tahap 1 berjumlah 11.809 siswa. Rata-rata kehadiran para peserta pada tiap sesi mencapai 91,36 persen.
(Baca juga: Pondok Gontor Siapkan Bangunan untuk Penanganan COVID-19 )
Dari jumlah itu, terdapat 1.102 peserta yang tidak membawa hasil rapid test. Mereka akhirnya menjalani rapid test terlebih dahulu di Universitas Airlangga kampus B dan C. “Dari 1.102 peserta itu, sejumlah 88 peserta dinyatakan reaktif,” kata Prof Junaidi, Sabtu (11/7/2020).
Ia melanjutkan, setelah dinyatakan reaktif, mereka tidak bisa mengikuti UTBK Tahap 1 dan dilakukan relokasi untuk ujian Tahap 2 pada 20-29 Juli 2020 mendatang. Pihaknya meminta para peserta yang hasil rapid testnya reaktif, maka mereka harus melakukan isolasi mandiri dengan baik.
“Makan makanan sehat, minum vitamin, dan menjaga istirahat dengan baik. Sehingga pada saatnya ujian nanti mereka dapat mengikuti ujian dengan baik,” ungkapnya.
(Baca juga: Corona di Surabaya Masih Tinggi Penutupan Tiga Ruas Jalan Utama Diperpanjang )
Ia menambahkan, kebijakan itu tak hanya berlaku bagi peserta onsite yang mempunyai hak untuk melakukan relokasi ujian. Sebab, peserta yang dinyatakan reaktif rapid test dan positif PCR atau swab test bisa meminta relokasi ujian dengan menghubungi Pusat UTBK Universitas Airlangga.
“Sampai hari ini sudah terdaftar sebanyak 261 peserta yang meminta relokasi ujian untuk Tahap 2,” jelasnya.
Sampai saat ini, katanya, alasan utama peserta meminta relokasi ujian adalah hasil rapid test reaktif sebanyak 98% dan PCR positif sebanyak 1%. “Kami harapkan adik-adik semua supaya memerhatikan kepatuhan protokol kesehatan dengan tepat,” jelasnya.
Penerapan protokol kesehatan pun diterapkan dengan ketat. Termasuk fasilitas ruangan yang dibuat rasio yang cukup antara kapasitas ruangan dan jumlah peserta.
“Panitia yang terlibat dalam proses pelaksanaan UTBK juga harus sehat. Maka dari itu, sebelum pelaksanaan UTBK dilakukan rapid test terlebih dahulu,” ucapnya.
(msd)
tulis komentar anda