BMKG Adakan Sekolah Lapang Iklim untuk Jaga Stabilitas Produksi Cabai di Jateng

Rabu, 08 Juli 2020 - 14:43 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara Seremonial Perdana Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional di Desa Kalimanggis, Temanggung, Jawa Tengah. Foto Ist
TEMANGGUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI), seiring dengan masuknya masa tanam cabai di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah , Selasa 7 Juli 2020. Dimana lokasi tanam berada di Desa Kalimanggis, Kaloran, Temanggung.

SLI Tahap III ini dihadiri langsung Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sekda Temanggung Hary Agung Prabowo, dan diikuti oleh seluruh Stasiun Klimatologi melalui sambungan video conference. Hadir pula secara virtual Anggota DPR RI Komisi V, Sudjadi.

"Kegiatan SLI ini adalah bagian dari upaya BMKG turut mengawal stabilitas produksi cabai merah nasional," ungkap Dwikorita usai acara. (Baca: Selingkuh dengan WIL, Suami Digerebek Istri yang Tengah Hamil 5 Bulan)

Dwikorita mengatakan, pengetahuan akan iklim dan cuaca menjadi bekal penting bagi petani dan juga penyuluh pertanian untuk meningkatkan hasil panen dan menjaga pasokan cabai sepanjang tahun, sehingga dapat membantu mengurangi fluktuasi harga di pasar.

Mengingat, kata Dwikorita, cabai adalah salah satu komoditas pertanian yang menyumbang tinggi rendahnya laju inflasi di Indonesia. Utamanya cabai merah dan cabai rawit. Dan naik turunnya harga cabai selalu dipengaruhi oleh musim.



"Tentunya kami berharap melalui SLI ini hasil panen cabai nantinya bisa lebih meningkat. Begitu juga dengan harga cabai di tingkatan petani," imbuhnya.

Materi yang diberikan selama SLI antara lain pengenalan alat ukur cuaca dan iklim serta tata cara pengamatan unsur cuaca dan agroekosistem.

Selain itu, peserta juga diberi pemahaman informasi prakiraan iklim/ musim dan Iklim ekstrem, cara budidaya cabai ; pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai ; teknis pemasaran hasil ; analisis usaha tani ; serta teknik pengubinan.

"Dengan berbagai materi tersebut, petani dapat lebih detail berhitung tentang komoditas tanamnya. Termasuk beradaptasi manakala terjadi cuaca ekstrem yang berdampak pada tanamannya," paparnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More