Selama New Normal, Reproduksi COVID-19 di Jabar Merangka Naik
Selasa, 07 Juli 2020 - 19:08 WIB
BANDUNG - Selama fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, angka kasus atau reproduksi COVID-19 di Jawa Barat merangkak naik.
Dalam dua pekan terakhir, angka reproduksi COVID menyentuh 0,91 per minggu. Namun angka reproduksi per hari atau harian fluktuatif di bawah 0,4-0,6. (BACA JUGA: Data PDP dan ODP Meninggal di Jabar Bakal Dibuka ke Publik )
"Kalau dipukul rata diambil median dua minggu terakhir ada di angka 0,91," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai rapat koordinasi (rakor) di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020). (BACA JUGA: Tekan Penularan COVID-19, Gubernur Jabar Usul Pilkada 2 Ronde )
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Jabar yang akrab disapa Kang Emil ini meminta seluruh daerah tetap waspada dan tetap responsif terhadap kasus penyebaran COVID-19 di wilayah masing-masing. (BACA JUGA: Ada 2 Klaster Baru COVID-19 di Jabar, Industri dan Lembaga Pendidikan )
"Ada peningkatan (kasus COVID-19) yang harus diwaspadai. Saya menginstruksikan daerah cepat melaporkan data kasus secara transparan. Keputusan gugus tugas harus selalu berdasarkan data. Kalau datanya belum lengkap, respons nanti kurang optimal," ujar Kang Emil.
Kasus COVID-19 Jawa Barat, tutur Gubernur, merupakan akumulasi 27 kota dan kabupaten. Karena itu, daerah diminta melaporkan data secara cepat dan transparan.
"Daerah harus meningkatkan sistem tracing. Sebab, kunci penanggulangan pandemi ada tiga, saat ada kasus lakukan tracing, tracking dan testing. Kemudian melakukan isolasi," tutur Gubernur.
Kang Emil menegaskan, Jabar belum sepenuhnya menerapkan new normal. Terdapat beberapa wilayah, terutama di kawasan Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek0 yang masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengikuti aturan DKI Jakarta.
"Partisipasi masyarakat menurut WHO ini adalah kunci dari pengendalian COVID. Kesiapan testing di daerah-daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang target kami minimal 10 sampai 15 ribu PCR testing per minggu," pungkas Kang Emil.
Dalam dua pekan terakhir, angka reproduksi COVID menyentuh 0,91 per minggu. Namun angka reproduksi per hari atau harian fluktuatif di bawah 0,4-0,6. (BACA JUGA: Data PDP dan ODP Meninggal di Jabar Bakal Dibuka ke Publik )
"Kalau dipukul rata diambil median dua minggu terakhir ada di angka 0,91," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai rapat koordinasi (rakor) di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020). (BACA JUGA: Tekan Penularan COVID-19, Gubernur Jabar Usul Pilkada 2 Ronde )
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Jabar yang akrab disapa Kang Emil ini meminta seluruh daerah tetap waspada dan tetap responsif terhadap kasus penyebaran COVID-19 di wilayah masing-masing. (BACA JUGA: Ada 2 Klaster Baru COVID-19 di Jabar, Industri dan Lembaga Pendidikan )
"Ada peningkatan (kasus COVID-19) yang harus diwaspadai. Saya menginstruksikan daerah cepat melaporkan data kasus secara transparan. Keputusan gugus tugas harus selalu berdasarkan data. Kalau datanya belum lengkap, respons nanti kurang optimal," ujar Kang Emil.
Kasus COVID-19 Jawa Barat, tutur Gubernur, merupakan akumulasi 27 kota dan kabupaten. Karena itu, daerah diminta melaporkan data secara cepat dan transparan.
"Daerah harus meningkatkan sistem tracing. Sebab, kunci penanggulangan pandemi ada tiga, saat ada kasus lakukan tracing, tracking dan testing. Kemudian melakukan isolasi," tutur Gubernur.
Kang Emil menegaskan, Jabar belum sepenuhnya menerapkan new normal. Terdapat beberapa wilayah, terutama di kawasan Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek0 yang masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengikuti aturan DKI Jakarta.
"Partisipasi masyarakat menurut WHO ini adalah kunci dari pengendalian COVID. Kesiapan testing di daerah-daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang target kami minimal 10 sampai 15 ribu PCR testing per minggu," pungkas Kang Emil.
(awd)
tulis komentar anda