Pandemi COVID-19, Harga Daging Ayam di Kendal Melonjak
Selasa, 07 Juli 2020 - 13:45 WIB
KENDAL - Harga daging ayam di pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengalami lonjakan sebagai dampak pandemi COVID-19. Lonjakan harga sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.
(Baca juga: Tolak TKA China, Kantor Imigrasi Kendari Dilempari Kotoran Sapi )
Kenaikan harga daging ayam potong di pasar-pasar tradisional diduga dipicu oleh berkurangnya pasokan daging ayam, dan sepinya pembeli akibat pembeli masih enggan ke pasar karena takut pandemi COVID-19.
Adanya dampak pandemi COVID-19 terhadap harga daging ayam potong tersebut, diakui oleh pedagang daging ayam potong di Pasar Kota Kendal, Kuati. "Kenaikan harganya bisa Rp8 ribu-10 ribu/Kg," ungkapnya.
(Baca juga: Kasus COVID-19 di Jatim Tak Kunjung Turun, Ini Usulan Kapolda )
Diakuinya, selama masa pandemi COVID-19 jumlah penjualan menurun drastis. Bila biasanya bisa mencapai 40-50 ekor/hari, sekarang hanya sekitar 15-20 ekor/hari. Pasokan ayam pedaging juga sangat terbatas.
Saat ini dia menjual daging ayam seharga Rp40 ribu/Kg. Pada kondisi sebelum pandemi COVID-19, harganya berkisar Rp32 ribu-35 ribu/Kg. "Harga ayam kampung bisa mencapai Rp70 ribu/Kg, biasanya hanya Rp65 ribu," terang Kuati.
(Baca juga: 1 Meninggal Positif COVID-19, 1 Kampung di Blitar Diisolasi )
Sementara menurut salah seorang pembeli daging ayam, Jumaian, terpaksa mengurangi jumlah pembelian daging ayam karena harganya terlalu tinggi. "Biasanya saya beli 3 Kg, untuk konsumsi sendiri. Sekarang harus kami kurangi karena harganya tinggi," tuturnya.
(Baca juga: Tolak TKA China, Kantor Imigrasi Kendari Dilempari Kotoran Sapi )
Kenaikan harga daging ayam potong di pasar-pasar tradisional diduga dipicu oleh berkurangnya pasokan daging ayam, dan sepinya pembeli akibat pembeli masih enggan ke pasar karena takut pandemi COVID-19.
Adanya dampak pandemi COVID-19 terhadap harga daging ayam potong tersebut, diakui oleh pedagang daging ayam potong di Pasar Kota Kendal, Kuati. "Kenaikan harganya bisa Rp8 ribu-10 ribu/Kg," ungkapnya.
(Baca juga: Kasus COVID-19 di Jatim Tak Kunjung Turun, Ini Usulan Kapolda )
Diakuinya, selama masa pandemi COVID-19 jumlah penjualan menurun drastis. Bila biasanya bisa mencapai 40-50 ekor/hari, sekarang hanya sekitar 15-20 ekor/hari. Pasokan ayam pedaging juga sangat terbatas.
Saat ini dia menjual daging ayam seharga Rp40 ribu/Kg. Pada kondisi sebelum pandemi COVID-19, harganya berkisar Rp32 ribu-35 ribu/Kg. "Harga ayam kampung bisa mencapai Rp70 ribu/Kg, biasanya hanya Rp65 ribu," terang Kuati.
(Baca juga: 1 Meninggal Positif COVID-19, 1 Kampung di Blitar Diisolasi )
Sementara menurut salah seorang pembeli daging ayam, Jumaian, terpaksa mengurangi jumlah pembelian daging ayam karena harganya terlalu tinggi. "Biasanya saya beli 3 Kg, untuk konsumsi sendiri. Sekarang harus kami kurangi karena harganya tinggi," tuturnya.
(eyt)
tulis komentar anda