Tanggulangi Radikalisme dan Terorisme, BNPT Resmikan WARUNG NKRI di Surabaya
Minggu, 30 Oktober 2022 - 06:02 WIB
SURABAYA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) Republik Indonesia, menggelar dialog kebangsaan bertema “Sinergi Bangun Masa Depan Indonesia Maju dan Harmoni” dihadiri Kepala BNPT RI Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, Sabtu (29/10/2022).
Dalam kesempatan tersebut sekaligus meresmikan WARUNG NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang merupakan bentuk pendekatan lunak (soft approach) dalam menanggulangi paham radikal dan terorisme di Indonesia.
Dialog ini menghadirkan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim, Arief Rahman dan Ketua Umum PW GP Ansor Jatim, Gus Syafiq Syauqi, dimoderatori oleh Hesti Armiwulan, Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jawa Timur.
Baca juga: Ketua Umum PP ISNU Sebut NU Punya Komitmen Kuat Jaga Perdamaian Dunia
Komjen Boy Rafli Amar menyampaikan, ada tujuh karakteristik ideologi radikal yang digunakan teroris untuk melakukan doktrin. Pertama penyalahgunaan narasi agama, sikap anti kemanusiaan, ekstrimisme, anti negara dan Pancasila. Ideologi transnasional ini, memiliki tujuan ideologis dan politik, serta bersifat intoleran dan eksklusif.
Oleh karena itu, menurut Komjen Pol Boy Rafli Amar, BNPT RI berusaha menekan doktrin yang dapat mengikis nilai nasionalisme itu, dengan menggandeng tokoh masyarakat, khususnya tokoh agama dan stakeholder terkait, untuk menggelorakan semboyan Hubbul Wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) dari masa ke masa.
"Jangan sampai kelompok teroris ini mempengaruhi pihak-pihak anak muda kita ke depannya. Jadi kita berkolaborasi dengan pemuka agama, tokoh agama yang mewariskan prinsip Hubbul Wathon Minal Iman itu untuk terus menyuarakannya, dari masa ke masa, elemen masyarakat, jadi semua tercerahkan,“ katanya saat ditemui di lokasi dialog.
Meski ideologi radikal terorisme terus bergerak mencari pengikut, Komjen Boy mengaku dapat mengidentifikasi itu. Menurutnya, paham radikal terorisme di Indonesia ini seperti virus penyebar intoleransi.
"Makanya kita harus membangun sistem imunitas kita. Program Warung NKRI ini membangun sistem imunitas bangsa, menghadapi pemikiran intoleran, menghadapi yang setuju dengan paham-paham ideologi terorisme," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut sekaligus meresmikan WARUNG NKRI (Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang merupakan bentuk pendekatan lunak (soft approach) dalam menanggulangi paham radikal dan terorisme di Indonesia.
Dialog ini menghadirkan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim, Arief Rahman dan Ketua Umum PW GP Ansor Jatim, Gus Syafiq Syauqi, dimoderatori oleh Hesti Armiwulan, Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jawa Timur.
Baca juga: Ketua Umum PP ISNU Sebut NU Punya Komitmen Kuat Jaga Perdamaian Dunia
Komjen Boy Rafli Amar menyampaikan, ada tujuh karakteristik ideologi radikal yang digunakan teroris untuk melakukan doktrin. Pertama penyalahgunaan narasi agama, sikap anti kemanusiaan, ekstrimisme, anti negara dan Pancasila. Ideologi transnasional ini, memiliki tujuan ideologis dan politik, serta bersifat intoleran dan eksklusif.
Oleh karena itu, menurut Komjen Pol Boy Rafli Amar, BNPT RI berusaha menekan doktrin yang dapat mengikis nilai nasionalisme itu, dengan menggandeng tokoh masyarakat, khususnya tokoh agama dan stakeholder terkait, untuk menggelorakan semboyan Hubbul Wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) dari masa ke masa.
"Jangan sampai kelompok teroris ini mempengaruhi pihak-pihak anak muda kita ke depannya. Jadi kita berkolaborasi dengan pemuka agama, tokoh agama yang mewariskan prinsip Hubbul Wathon Minal Iman itu untuk terus menyuarakannya, dari masa ke masa, elemen masyarakat, jadi semua tercerahkan,“ katanya saat ditemui di lokasi dialog.
Meski ideologi radikal terorisme terus bergerak mencari pengikut, Komjen Boy mengaku dapat mengidentifikasi itu. Menurutnya, paham radikal terorisme di Indonesia ini seperti virus penyebar intoleransi.
"Makanya kita harus membangun sistem imunitas kita. Program Warung NKRI ini membangun sistem imunitas bangsa, menghadapi pemikiran intoleran, menghadapi yang setuju dengan paham-paham ideologi terorisme," tambahnya.
tulis komentar anda