Daerah Diminta Tanamkan Semangat Berlomba Jadi Zona Hijau COVID-19
Senin, 06 Juli 2020 - 17:25 WIB
JAKARTA - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 , Reisa Broto Asmoro, mengajak daerah untuk menanamkan semangat berlomba menjadikan wilayahnya masuk zona hijau virus corona. Dengan begitu, ada motivasi lebih yang dibalut sinergi untuk menjadikan daerah bebas COVID-19.
"Yuk, semangat berlomba jadikan wilayah kita jadi zona hijau. Lingkungan kita berisiko rendah dan akhirnya kita semua terbebas dari COVID-19, kita pasti bisa, kita harus bisa," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (6/7/2020).
Reisa melanjutkan tim pakar Gugus Tugas terus memantau perubahan peta zona risiko daerah administrasi di tingkat kabupaten dan kota dalam sistem integrasi data yang berguna untuk monitoring dan evaluasi yakni Bersatu Lawan Covid atau BLC.
Pemetaan zona dilambangkan dengan warna hijau, kuning, orange dan merah. Reisa mengatakan yang harus dipahami adalah kategorisasi warna tersebut mewakili pencapaian indikator epidemiologi dan data kesehatan masyarakat.
"Dan pencapaian tersebut tidak pernah karena upaya sendiri-sendiri, harus upaya kolektif gotong-royong, bersama-sama," jelas Reisa
Reisa menerangkan misalnya warna hijau adalah wilayah administrasi yang tidak terdapat atau tidak ada kasus baru. "Berarti pemimpin dan masyarakat berhasil disiplin menerapkan protokol kesehatan dan memutus rantai penularan," katanya.
Namun, kata Reisa, perubahan atau dinamika zonasi kabupaten kota sangat tinggi. "Bisa saja sebuah wilayah berpindah dari zona risiko rendah menjadi zona risiko tinggi, biasanya apabila ada yang tidak lagi disiplin menerapkan protokol kesehatan," ucap dia.
Reisa mengatakan pekan lalu, sebanyak 53 kabupaten/kota dengan risiko kenaikan kasus yang tinggi, 177 kabupaten/kota dengan resiko sedang, 185 kabupaten/kota dengan risiko rendah, dan 99 kabupaten/kota tidak terdampak atau tidak ada kasus baru.
"Yuk, semangat berlomba jadikan wilayah kita jadi zona hijau. Lingkungan kita berisiko rendah dan akhirnya kita semua terbebas dari COVID-19, kita pasti bisa, kita harus bisa," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (6/7/2020).
Reisa melanjutkan tim pakar Gugus Tugas terus memantau perubahan peta zona risiko daerah administrasi di tingkat kabupaten dan kota dalam sistem integrasi data yang berguna untuk monitoring dan evaluasi yakni Bersatu Lawan Covid atau BLC.
Pemetaan zona dilambangkan dengan warna hijau, kuning, orange dan merah. Reisa mengatakan yang harus dipahami adalah kategorisasi warna tersebut mewakili pencapaian indikator epidemiologi dan data kesehatan masyarakat.
"Dan pencapaian tersebut tidak pernah karena upaya sendiri-sendiri, harus upaya kolektif gotong-royong, bersama-sama," jelas Reisa
Reisa menerangkan misalnya warna hijau adalah wilayah administrasi yang tidak terdapat atau tidak ada kasus baru. "Berarti pemimpin dan masyarakat berhasil disiplin menerapkan protokol kesehatan dan memutus rantai penularan," katanya.
Namun, kata Reisa, perubahan atau dinamika zonasi kabupaten kota sangat tinggi. "Bisa saja sebuah wilayah berpindah dari zona risiko rendah menjadi zona risiko tinggi, biasanya apabila ada yang tidak lagi disiplin menerapkan protokol kesehatan," ucap dia.
Reisa mengatakan pekan lalu, sebanyak 53 kabupaten/kota dengan risiko kenaikan kasus yang tinggi, 177 kabupaten/kota dengan resiko sedang, 185 kabupaten/kota dengan risiko rendah, dan 99 kabupaten/kota tidak terdampak atau tidak ada kasus baru.
tulis komentar anda