Jelang Yadnya Kasada, Gubernur Khofifah Bagikan Ribuan Masker di Tengger
Senin, 06 Juli 2020 - 15:07 WIB
PROBOLINGGO - Menjelang puncak perayaan Yadnya Kasada 1942, Gubernur Jawa Timur membagikan masker pada masyarakat suku Tengger. Ribuan masker gratis tersebut dibagikan di sejumlah akses masuk Gunung Bromo dan sejumlah titik cek point.
Utusan Gubernur jatim, Trisnadi Marjan, mengatakan pembagian masker tersebut sebagai upaya untuk mencegah penularan virus Corona di lingkungan warga Tengger. Apalagi saat ini merupakan momentum sakral, yang mana masyarakat Tengger ramai-ramai melaksanakan upacara tahunan tersebut.
"Masker ini adalah amanat dari ibu Khofifah. Kita tidak ingin muncul klater penularan corona pada momen skaral ini," katanya.
(Baca juga: Tak Terbendung, Kasus Positif COVID-19 di Blitar Jadi 38 Kasus )
Selain itu, kata Trisnadi, pembagian masker juga sebagai upaya untuk mengedukasi warga Tengger tentang bahaya virus Corona. "Meskipun Tengger masih zona hijau tapi tetap harus waspada," imbuhnya.
Sementara itu, Tokoh Adat Masyarakat Tengger, Supoyo, mengapresiasi pembagian masker tersebut. Menurutnya, edukasi pemakaian masker harus terus digalakkan khususnya pada masyarakat Tengger. Kendati demikian, masih ada sejumlah warga yang masih saja belum mengenakan masker saat keluar rumah.
"Masyarakat hanya belum terbiasa saja. Memang harus ditelateni, harus ada pendampingan terus menerus," ujarnya. (Baca juga: Tenaga Medis Berduka, Dokter di Surabaya Meninggal karena Corona )
Supoyo mengatakan, momentum perayaan yadya Kasada ditengah pandemi Covid-19 ini sekaligus untuk menguji coba kesiapan masyarakat menghadapi kedatangan wisatawan saat Bromo kembali dibuka.
Sedangkan untuk perayaan Yadnya Kasada pada 6-7 Juli 2020 di Gunung Bromo pada tahun 2020 ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini perayaan upacara sakral masyarakat Tengger di kawasan Gunung Bromo hanya diikuti oleh Suku Tengger dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Kasada tahun ini seperti tempo dulu sebelum Bromo menjadi taman nasional, hanya untuk ritual aja," tandasnya.
Lihat Juga: Jadi Event Terbaik, Sandiaga Uno Apresiasi Eksotika Bromo Festival yang Mampu Menarik Wisman
Utusan Gubernur jatim, Trisnadi Marjan, mengatakan pembagian masker tersebut sebagai upaya untuk mencegah penularan virus Corona di lingkungan warga Tengger. Apalagi saat ini merupakan momentum sakral, yang mana masyarakat Tengger ramai-ramai melaksanakan upacara tahunan tersebut.
"Masker ini adalah amanat dari ibu Khofifah. Kita tidak ingin muncul klater penularan corona pada momen skaral ini," katanya.
(Baca juga: Tak Terbendung, Kasus Positif COVID-19 di Blitar Jadi 38 Kasus )
Selain itu, kata Trisnadi, pembagian masker juga sebagai upaya untuk mengedukasi warga Tengger tentang bahaya virus Corona. "Meskipun Tengger masih zona hijau tapi tetap harus waspada," imbuhnya.
Sementara itu, Tokoh Adat Masyarakat Tengger, Supoyo, mengapresiasi pembagian masker tersebut. Menurutnya, edukasi pemakaian masker harus terus digalakkan khususnya pada masyarakat Tengger. Kendati demikian, masih ada sejumlah warga yang masih saja belum mengenakan masker saat keluar rumah.
"Masyarakat hanya belum terbiasa saja. Memang harus ditelateni, harus ada pendampingan terus menerus," ujarnya. (Baca juga: Tenaga Medis Berduka, Dokter di Surabaya Meninggal karena Corona )
Supoyo mengatakan, momentum perayaan yadya Kasada ditengah pandemi Covid-19 ini sekaligus untuk menguji coba kesiapan masyarakat menghadapi kedatangan wisatawan saat Bromo kembali dibuka.
Sedangkan untuk perayaan Yadnya Kasada pada 6-7 Juli 2020 di Gunung Bromo pada tahun 2020 ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini perayaan upacara sakral masyarakat Tengger di kawasan Gunung Bromo hanya diikuti oleh Suku Tengger dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Kasada tahun ini seperti tempo dulu sebelum Bromo menjadi taman nasional, hanya untuk ritual aja," tandasnya.
Lihat Juga: Jadi Event Terbaik, Sandiaga Uno Apresiasi Eksotika Bromo Festival yang Mampu Menarik Wisman
(msd)
tulis komentar anda