Kesaksian Nur Saguwanto Korban Tragedi Kanjuruhan, Kaki Patah Muka Melepuh dan Sesak Napas
Kamis, 06 Oktober 2022 - 13:58 WIB
"Kami semua panik, karena anak saya dicari ke semua rumah sakit tidak ada. Baru Minggu pagi anak saya ketemu," kata Dewi Fitri (38).
Meski kondisinya cukup parah, setelah mendapatkan perawatan, Saguwanto akhirnya dipulangkan ke rumah oleh pihak rumah sakit. Hal itu dikarenakan ruangan tempat perawatan penuh sesak.
"Akhirnya anak saya dipulangkan. Saya bawa ke rumah, manggil bidan desa untuk membantu memasangkan infus dan merawat langsung," beber Dewi.
Ia memutuskan untuk mencari pinjaman guna merawat anaknya sendiri di rumah. Tetapi ia memastikan selama berada di rumah sakit, biaya perawatan anaknya memang digratiskan.
"Kalau biaya waktu perawatan di rumah sakit gratis. Karena dipulangkan, ya mau nggak mau saya cari utangan sendiri. Sudah habis Rp750.000 hari ini. Ayahnya juga masih mencari utangan lagi," papar Dewi.
Keluarga Saguwanto adalah keluarga Pra Sejahtera. Punya kartu berobat KIS. Sebagai buruh tani kecil, ayah Saguwanto, Mahfud berharap anaknya bisa kembali sembuh pasca menjadi korban tragedi Kanjuruhan.
"Kalau bantuan sampai hari ini belum dapat bantuan. Kita rawat anak kami semampunya di rumah, waktu pertama kejadian kondisinya mengenaskan mas, matanya bengkak merah, lebam dan melepuh," tutur Mahfud.
Kini Saguwanto berharap bisa kembali sehat. Saguwanto mengaku, trauma atas kejadian yang menimpanya. Ia tak menyangka di Malang pertandingan itu, dirinya turut menjadi korban.
"Suasana malam itu mencekam. Gas air mata membuat saya sulit bernapas dan pingsan," pungkasnya
Meski kondisinya cukup parah, setelah mendapatkan perawatan, Saguwanto akhirnya dipulangkan ke rumah oleh pihak rumah sakit. Hal itu dikarenakan ruangan tempat perawatan penuh sesak.
"Akhirnya anak saya dipulangkan. Saya bawa ke rumah, manggil bidan desa untuk membantu memasangkan infus dan merawat langsung," beber Dewi.
Ia memutuskan untuk mencari pinjaman guna merawat anaknya sendiri di rumah. Tetapi ia memastikan selama berada di rumah sakit, biaya perawatan anaknya memang digratiskan.
"Kalau biaya waktu perawatan di rumah sakit gratis. Karena dipulangkan, ya mau nggak mau saya cari utangan sendiri. Sudah habis Rp750.000 hari ini. Ayahnya juga masih mencari utangan lagi," papar Dewi.
Keluarga Saguwanto adalah keluarga Pra Sejahtera. Punya kartu berobat KIS. Sebagai buruh tani kecil, ayah Saguwanto, Mahfud berharap anaknya bisa kembali sembuh pasca menjadi korban tragedi Kanjuruhan.
"Kalau bantuan sampai hari ini belum dapat bantuan. Kita rawat anak kami semampunya di rumah, waktu pertama kejadian kondisinya mengenaskan mas, matanya bengkak merah, lebam dan melepuh," tutur Mahfud.
Kini Saguwanto berharap bisa kembali sehat. Saguwanto mengaku, trauma atas kejadian yang menimpanya. Ia tak menyangka di Malang pertandingan itu, dirinya turut menjadi korban.
"Suasana malam itu mencekam. Gas air mata membuat saya sulit bernapas dan pingsan," pungkasnya
(shf)
tulis komentar anda