Kisah Sultan Trenggono Membendung Pengaruh Portugis Taklukan Sunda Kelapa
Kamis, 06 Oktober 2022 - 05:05 WIB
SULTAN TRENGGONO merupakan Raja Demak yang ketiga. Dia dilantik menjadi Raja Demak oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Dia memerintah Kerajaan Demak selama periode 1521-1546 M.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Demak maju dengan pesat. Begitupun dengan Agama Islam, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kekuasaannya meliputi Banten, Sunda Kelapa, hingga Cirebon.
Pada tahun 1522 M, Sultan Trenggono mengirim pasukannya ke Jawa Barat, dipimpin oleh Fatahillah, dengan misi menggagalkan hubungan Portugis dengan Kerajaan Pajajaran. Misi tersebut berhasil dengan hancurnya Portugis.
Sebagai akibatnya, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan penuh.
Peristiwa bersejarah ini terjadi, pada 22 Juni 1527 M, dan kini diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta.
Pertempuran Fatahillah merebut Sunda Kelapa ini kerap dikaitkan dengan peristiwa Fathul Makkah dalam QS Al-Fath ayat 1. Fatahillah memimpin Jayakarta hingga 1530. Dari Jayakarta, dia kemudian pindah ke Cirebon.
Sedangkan penggantinya adalah Ratu Bagus Angke yang menempatkan Jayakarta di bawah kekuasaan Banten.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Demak maju dengan pesat. Begitupun dengan Agama Islam, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kekuasaannya meliputi Banten, Sunda Kelapa, hingga Cirebon.
Pada tahun 1522 M, Sultan Trenggono mengirim pasukannya ke Jawa Barat, dipimpin oleh Fatahillah, dengan misi menggagalkan hubungan Portugis dengan Kerajaan Pajajaran. Misi tersebut berhasil dengan hancurnya Portugis.
Baca Juga
Sebagai akibatnya, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan penuh.
Peristiwa bersejarah ini terjadi, pada 22 Juni 1527 M, dan kini diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta.
Pertempuran Fatahillah merebut Sunda Kelapa ini kerap dikaitkan dengan peristiwa Fathul Makkah dalam QS Al-Fath ayat 1. Fatahillah memimpin Jayakarta hingga 1530. Dari Jayakarta, dia kemudian pindah ke Cirebon.
Sedangkan penggantinya adalah Ratu Bagus Angke yang menempatkan Jayakarta di bawah kekuasaan Banten.
tulis komentar anda