Doa Khusyuk Keyla Firisya di Depan Nyala Lilin Keprihatinan Tragedi Kanjuruhan
Minggu, 02 Oktober 2022 - 20:16 WIB
MALANG - Tangan mungil Keyla Firisya, bergetar saat menyalakan lilin. Sejenak gadis berusia 10 tahun itu duduk bersimpuh di atas aspal, lalu tangannya menengadah di hadapannya telah menyala lilin dengan nyala yang redup.
Dalam senyap, gadis kelas empat SD Negeri 1 Ngebruk, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini, nampak penuh kekhusyukan memanjatkan doa. Mulut mungilnya tak henti merapalkan doa dengan penuh khidmat.
Hal serupa juga dilakukan oleh ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat, serta komunitas suporter Aremania. Mereka lebih banyak diam, dan menyalakan lilin berderet-deret di depan Stadion Gajayana Kota Malang.
Doa bersama ini sengaja digelar di halaman Stadion Gajayana Kota Malang, Minggu (2/10/2022) malam, pukul 19.00 WIB. Berbagai elemen masyarakat secara spontan menggelar doa bersama, karena didorong rasa keprihatinan atas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Tak hanya datang dari Kota Malang saja. Para peserta doa bersama ini juga datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Malang, dan sekitarnya. Salah satunya Keyla Firisya yang datang bersama ayahnya, Bambang Siswanto (40).
Bapak dan puterinya tersebut, harus menempuh jarak lebih dari 30 km untuk sampai ke tempat diselenggarakannya doa bersama. "Kami berdua sengaja datang ke sini untuk mendoakan teman-teman yang menjadi korban dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan," ungkap Bambang.
Baca Juga
Dalam senyap, gadis kelas empat SD Negeri 1 Ngebruk, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini, nampak penuh kekhusyukan memanjatkan doa. Mulut mungilnya tak henti merapalkan doa dengan penuh khidmat.
Hal serupa juga dilakukan oleh ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat, serta komunitas suporter Aremania. Mereka lebih banyak diam, dan menyalakan lilin berderet-deret di depan Stadion Gajayana Kota Malang.
Doa bersama ini sengaja digelar di halaman Stadion Gajayana Kota Malang, Minggu (2/10/2022) malam, pukul 19.00 WIB. Berbagai elemen masyarakat secara spontan menggelar doa bersama, karena didorong rasa keprihatinan atas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Tak hanya datang dari Kota Malang saja. Para peserta doa bersama ini juga datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Malang, dan sekitarnya. Salah satunya Keyla Firisya yang datang bersama ayahnya, Bambang Siswanto (40).
Bapak dan puterinya tersebut, harus menempuh jarak lebih dari 30 km untuk sampai ke tempat diselenggarakannya doa bersama. "Kami berdua sengaja datang ke sini untuk mendoakan teman-teman yang menjadi korban dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan," ungkap Bambang.
tulis komentar anda