Kim Jong-un Dinilai Penting untuk Jaga Stabilitas Semenanjung Korea
Minggu, 26 April 2020 - 18:34 WIB
MOSKOW - Kim Jong-un, Pemimpin Korea Utara, dinilai sebagai sosok yang sangat penting. Kim bisa menjaga stabilitas Korea Utara (Korut) dan juga mungkin dapat membawa perdamaian di Semenanjung Korea. Tak pelak, nasib akan tentang dirinya menjadi perhatian dunia internasional, terutama Amerika Serikat dan China.
Hal itu diungkap oleh Alexey Pushkov, Senator Rusia dan mantan ketua Komite Negara Duma untuk Urusan Internasional. Menurut Alexey, banyak desas-desus muncul, bukan hanya karena kurangnya informasi. Tapi juga karena Amerika dan negara-negara tetangga di Korut, melihatnya sebagai semacam jaminan stabilitas di Korea Utara.
"Kim Jong-un adalah mitra negosiasi Donald Trump. Oleh karena itu ada banyak perhatian," kata Alexey, dalam sebuah pernyataan di akun Twitterya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (26/4/2020). ( Baca:Melarang Mudik, Pemerintah Dinilai Langgar Hak Asasi )
Sebelumya diwartakan, China dan AS berlomba mencari tahu kebenaran kabar kematian Jong-un. AS diketahui memantau dengan cermat situasi di Korut ketika China dikabarkan mengirim tim medis.
China, salah satu dari sedikit sekutu Korut secara global, mengirim tim medis spesialis untuk membantu perawatan pemimpin Korut itu pada hari Kamis kemarin. Delegasi itu diperkirakan dipimpin oleh seorang anggota senior dari Departemen Penghubung Internasional Partai Komunis China, sebuah agen yang bertugas melakukan hubungan dengan dan mempengaruhi negara dan kelompok di luar China.
Rumor meninggalnya Kim Jong-un berhembus setelah wartawan China Shijian Xingzou mengatakan "sumber yang sangat kuat" memberitahunya bahwa pemimpin Korut itu telah meninggal. Ia memiliki 15 juta pengikut di situs media sosial China Weibo, dan ia juga keponakan salah satu menteri luar negeri negara itu.
Hal itu diungkap oleh Alexey Pushkov, Senator Rusia dan mantan ketua Komite Negara Duma untuk Urusan Internasional. Menurut Alexey, banyak desas-desus muncul, bukan hanya karena kurangnya informasi. Tapi juga karena Amerika dan negara-negara tetangga di Korut, melihatnya sebagai semacam jaminan stabilitas di Korea Utara.
"Kim Jong-un adalah mitra negosiasi Donald Trump. Oleh karena itu ada banyak perhatian," kata Alexey, dalam sebuah pernyataan di akun Twitterya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (26/4/2020). ( Baca:Melarang Mudik, Pemerintah Dinilai Langgar Hak Asasi )
Sebelumya diwartakan, China dan AS berlomba mencari tahu kebenaran kabar kematian Jong-un. AS diketahui memantau dengan cermat situasi di Korut ketika China dikabarkan mengirim tim medis.
China, salah satu dari sedikit sekutu Korut secara global, mengirim tim medis spesialis untuk membantu perawatan pemimpin Korut itu pada hari Kamis kemarin. Delegasi itu diperkirakan dipimpin oleh seorang anggota senior dari Departemen Penghubung Internasional Partai Komunis China, sebuah agen yang bertugas melakukan hubungan dengan dan mempengaruhi negara dan kelompok di luar China.
Rumor meninggalnya Kim Jong-un berhembus setelah wartawan China Shijian Xingzou mengatakan "sumber yang sangat kuat" memberitahunya bahwa pemimpin Korut itu telah meninggal. Ia memiliki 15 juta pengikut di situs media sosial China Weibo, dan ia juga keponakan salah satu menteri luar negeri negara itu.
(ihs)
tulis komentar anda