Air Terjun Laburan Enrekang, Destinasi yang Cocok Dikunjungi Akhir Pekan
Jum'at, 26 Juni 2020 - 15:15 WIB
ENREKANG - Memasuki masa New Normal, karena pandemi COVID-19 animo masyarakat Enrekang untuk mengunjungi tempat wisata kembali menggeliat.
Apalagi jika tempat wisata tersebut adalah wisata alam yang belum dikelola oleh Pemerintah. Salah satunya adalah Air terjun Laburan, di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Enrekang.
Saat ini wisata alam tersebut mulai ramai dikunjungi masyarakat Enrekang, Bahakan dari luar kabupaten, dan dibagikan di media sosial mereka.
"Di media sosial seperti informasi dan wisata, berseliweran foto dan video yang berlatar keindahan air terjun Laburan. Memang keindahannya luar biasa karena diapit hijaunya rimbunan hutan," ujar Walmasri seorang fotografer di Enrekang, Jumat (26/6/2020).
Wisata ini tentu ini bisa menjadi alternatif berakhir pekan. Karena dari Enrekang kota yang menjadi ibukota kabupaten Enrekang, kurang lebih 20 kilometer untuk mencapai desa Singki.
Yang bisa dilalui dengan motor atau mobil, Namun sayangnya butuh tenaga ekstra berjalan kaki dua kilometer dari Desa Singki. Melewati tengah hutan, sebelum tiba di air terjun dengan segarnya air pegunungan.
Salah seorang warga Singki, Arlan. Yang melihat animo masyarakat dari luar desanya ramai berdatangan. Selain kasihan karena jalur yang cukup jauh berjalan kaki. Juga akhirnya dimanfaatkan warga yang memiliki motor trail, menawarkan jasa ojek dengan biaya Rp 25 ribu.
"Ada yang berjalan kaki, yang jadi ada yang pingsan di tengah perjalanan. Kalau motor trail bisa masuk karena memang medan jalannya belum bisa dilalui motor biasa. Jika ada yang mau ke sana, kami ada jasa antar," kata Arlan sambil menunjukkan jejeran parkir motor trail yang disulap jadi motor ojek wisata air terjun Laburan.
Bagi kalian yang ingin kesana, saat ini oleh warga adalah saat yang tepat dikarenakan masih musim penghujan. Air sungai yang deras akan menambah keindahan air terjun yang tetap jernih meski air sungai naik.
Baik warga desa Singki dan pengunjung berharap destinasi wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Enrekang. Tentunya demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Apalagi jika tempat wisata tersebut adalah wisata alam yang belum dikelola oleh Pemerintah. Salah satunya adalah Air terjun Laburan, di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Enrekang.
Saat ini wisata alam tersebut mulai ramai dikunjungi masyarakat Enrekang, Bahakan dari luar kabupaten, dan dibagikan di media sosial mereka.
"Di media sosial seperti informasi dan wisata, berseliweran foto dan video yang berlatar keindahan air terjun Laburan. Memang keindahannya luar biasa karena diapit hijaunya rimbunan hutan," ujar Walmasri seorang fotografer di Enrekang, Jumat (26/6/2020).
Wisata ini tentu ini bisa menjadi alternatif berakhir pekan. Karena dari Enrekang kota yang menjadi ibukota kabupaten Enrekang, kurang lebih 20 kilometer untuk mencapai desa Singki.
Yang bisa dilalui dengan motor atau mobil, Namun sayangnya butuh tenaga ekstra berjalan kaki dua kilometer dari Desa Singki. Melewati tengah hutan, sebelum tiba di air terjun dengan segarnya air pegunungan.
Salah seorang warga Singki, Arlan. Yang melihat animo masyarakat dari luar desanya ramai berdatangan. Selain kasihan karena jalur yang cukup jauh berjalan kaki. Juga akhirnya dimanfaatkan warga yang memiliki motor trail, menawarkan jasa ojek dengan biaya Rp 25 ribu.
"Ada yang berjalan kaki, yang jadi ada yang pingsan di tengah perjalanan. Kalau motor trail bisa masuk karena memang medan jalannya belum bisa dilalui motor biasa. Jika ada yang mau ke sana, kami ada jasa antar," kata Arlan sambil menunjukkan jejeran parkir motor trail yang disulap jadi motor ojek wisata air terjun Laburan.
Bagi kalian yang ingin kesana, saat ini oleh warga adalah saat yang tepat dikarenakan masih musim penghujan. Air sungai yang deras akan menambah keindahan air terjun yang tetap jernih meski air sungai naik.
Baik warga desa Singki dan pengunjung berharap destinasi wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Enrekang. Tentunya demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
(agn)
tulis komentar anda