Cegah Radikalisme, Pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara di Garut Dapat Apresiasi
Selasa, 05 Juli 2022 - 22:50 WIB
GARUT - Pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 10 hektare oleh Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat untuk melawan radikalisme dan terorisme mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.
“KTN Garut merupakan bentuk nyata negara hadir untuk mencegah dan melawan radikalisme, jika program tersebut dapat berjalan dengan baik dan terukur. InsyaAllah akan dapat mengurangi angka terorisme di Indonesia,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Iswadi dalam keterangannya dikutip Selasa (5/7/2022).
Dia mengatakan bahwa masalah radikalisme dan terorisme saat ini sudah marak terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia. Pengaruh radikalisme yang merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu.
Di antaranya seperti agama, sosial, dan politik yang seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindak terorisme yang cenderung melibatkan tindak kekerasan.
“Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah perubahan,” ungkapnya.
Menurut Iswandi, apabila tingkat pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir.
Caranya adalah pemerintah harus mampu merangkul media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat.
“KTN Garut merupakan bentuk nyata negara hadir untuk mencegah dan melawan radikalisme, jika program tersebut dapat berjalan dengan baik dan terukur. InsyaAllah akan dapat mengurangi angka terorisme di Indonesia,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Iswadi dalam keterangannya dikutip Selasa (5/7/2022).
Dia mengatakan bahwa masalah radikalisme dan terorisme saat ini sudah marak terjadi dimana-mana, termasuk di Indonesia. Pengaruh radikalisme yang merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu.
Di antaranya seperti agama, sosial, dan politik yang seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindak terorisme yang cenderung melibatkan tindak kekerasan.
“Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai sebuah perubahan,” ungkapnya.
Menurut Iswandi, apabila tingkat pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir.
Baca Juga
Caranya adalah pemerintah harus mampu merangkul media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat.
tulis komentar anda