Jadi Gerbang Peredaran Narkoba, Pemeriksaan Pintu Tol Harus Diperketat
Kamis, 25 Juni 2020 - 16:44 WIB
SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta aparat keamanan memperketat pemeriksaan jalan tol, yang disinyalir menjadi gerbang peredaran narkoba. Karena biasanya, kata gubernur, narkoba menyusup melalui pelabuhan atau bandara atau pelabuhan tikus.
"Nah berikutnya adalah jalan tol yang jadi perhatian kita. Karena akses tersebut jarang diperiksa dari pintu-pintu yang ada. Perlu kiranya, kita buat operasi di sana, karena jalan tol terlalu lancar,” ungkap Ganjar seusai menghadiri Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) tahun 2020, di halaman kantor gubernur Jateng, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, peredaran narkotika perlu mendapat perhatian khusus mengingat sumberdaya manusia Jateng bisa menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Ia meminta, segenap elemen warga tetap meningkatkan kewaspadaan meski Pandemi Covid-19 tengah melanda. (Baca: Jateng Urutan ke-4 Daerah Penyalahgunaan Narkoba Terbanyak di Indonesia )
Ia juga mewanti-wanti agar di masa wabah, perhatian juga lebih ditingkatkan. Pasalnya, banyak warga yang tidak lagi bekerja, sehingga rentan terkena stress. “Masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan, kita dari Provinsi Jawa Tengah menyiapkan Jaring Pengaman Sosial dan Jaring Pengaman Ekonomi. Jangan sampai (kehilangan pekerjaan) meningkatkan penggunaan narkoba di masyarakat,” urainya.
Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah Brigjen Polisi Benny Gunawan menyebut, prevalensi kasus penyalahgunaan di Jateng mencapai 1,3 persen dari jumlah penduduk.
“Meskipun lebih rendah dari jumlah prevalensi di Indonesia 1,6 persen namun dengan jumlah penduduk mencapai 30 juta jiwa, hal itu masih tinggi. Artinya, ada 195 ribu penyalahgunaan narkoba rata-rata per tahun di seluruh Jawa Tengah,” paparnya.
"Nah berikutnya adalah jalan tol yang jadi perhatian kita. Karena akses tersebut jarang diperiksa dari pintu-pintu yang ada. Perlu kiranya, kita buat operasi di sana, karena jalan tol terlalu lancar,” ungkap Ganjar seusai menghadiri Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) tahun 2020, di halaman kantor gubernur Jateng, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, peredaran narkotika perlu mendapat perhatian khusus mengingat sumberdaya manusia Jateng bisa menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Ia meminta, segenap elemen warga tetap meningkatkan kewaspadaan meski Pandemi Covid-19 tengah melanda. (Baca: Jateng Urutan ke-4 Daerah Penyalahgunaan Narkoba Terbanyak di Indonesia )
Ia juga mewanti-wanti agar di masa wabah, perhatian juga lebih ditingkatkan. Pasalnya, banyak warga yang tidak lagi bekerja, sehingga rentan terkena stress. “Masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan, kita dari Provinsi Jawa Tengah menyiapkan Jaring Pengaman Sosial dan Jaring Pengaman Ekonomi. Jangan sampai (kehilangan pekerjaan) meningkatkan penggunaan narkoba di masyarakat,” urainya.
Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah Brigjen Polisi Benny Gunawan menyebut, prevalensi kasus penyalahgunaan di Jateng mencapai 1,3 persen dari jumlah penduduk.
“Meskipun lebih rendah dari jumlah prevalensi di Indonesia 1,6 persen namun dengan jumlah penduduk mencapai 30 juta jiwa, hal itu masih tinggi. Artinya, ada 195 ribu penyalahgunaan narkoba rata-rata per tahun di seluruh Jawa Tengah,” paparnya.
(don)
tulis komentar anda