Tak Menyerah Kejar Gelar Doktor meski Dicopot dari Camat
Kamis, 25 Juni 2020 - 07:05 WIB
Tak ingin menyia-siakan kesempatan tersebut, Mamu pun totalitas dalam belajar. Dia dituntut cerdas membagi waktu sebab tugasnya sebagai seorang camat juga harus tetap berjalan. Selama dua semester tenaga dan pikirannya betul-betul dipersiapkan dengan matang. Jarak 300 kilometer harus dia lalui setiap pekannya, yakni dari Kecamatan Pitumpanua, Wajo menuju Kota Makassar. Perjuangan dan tantangan tak ringan ini dia harus lalui demi bisa menjalani studinya sebagai seorang mahasiswa.
Masalah jarak yang jauh ini tidak dia anggap sebagai hambatan, tetapi justru dibawa ke arah yang menyenangkan sebagi motivasi diri. “Alhamdulillah, gelar doktor dengan predikat cumlaude yang saya raih tidaklah mudah. Ini semua berkat kerja keras serta dukungan keluarga, teman, dan semua pihak,” tutur Purna Praja IPDN angkatan XIV tersebut.
Andi percaya bahwa setiap mahasiswa memiliki perjuangannya masing-masing. Dia pun tidak menganggap menjadi wisudawan terbaik adalah sesuatu yang hebat. “Ini hanya prestasi diri untuk menunjukkan bahwa saya bisa menjadi salah satu yang terbaik. Inilah hasil kerja keras yang saya lakukan, semoga ilmu yang saya dapatkan bisa berguna serta bermanfaat bagi saya pribadi dan masyarakat pada umumnya,” kata mantan Kasubbag Protokol Setda Kabupaten Wajo ini merendah. (Baca juga: Tambah 14, Kasus POsitif Covid-19 di Sumsel Tembus Angka 1.869)
Suami dari dr Andi Nurani Burhanuddin ini mengakui bahwa penghargaan alumni terbaik setiap tahunnya memang selalu didominasi dari fakultas eksakta. Namun, pada wisuda kali ini sejarah mencatat alumni FISIP akhirnya dapat menjadi wisudawan terbaik Unhas.
Andi membuat disertasi berjudul Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Wajo. Dalam disertasinya, dia mengulas mengenai keberhasilan sekaligus kegagalan kebijakan pemberdayaan untuk mengembangkan model implementasi kebijakan pemberdayaan. “Semoga ilmu yang saya dapatkan bisa berguna serta bermanfaat bagi saya pribadi dan masyarakat pada umumnya,” katanya seusai pengukuhan.
Torehan prestasi membanggakan yang diraih Andi Mamu dalam dunia pendidikan ini membuat masyarakat Wajo bangga. Namun, sebagian juga masih bertanya-tanya dengan kebijakan Bupati Wajo baru, yakni Amran Mahmud, yang mencopot jabatan Andi sebagai camat. Warga merasa selama ini program yang dilakukan Andi Mamu secara umum berjalan baik. (Lihat videonya: Heboh! Pemuda di Lombok Nikahi Dua Gadis Sekaligus)
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) yang diusung Andi Mamu selama menjabat sebagai camat juga sangat membantu masyarakat Pitumpanua karena pengurusan KTP dan KK makin praktis. Warga tak lagi dipaksa menempuh perjalanan 40 kilometer ke Kota Sengkang untuk membuat dokumen kependudukan tersebut. “Sangat disayangkan bupati Wajo tidak mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki Andi Mamu,” ujar Suardi, seorang tokoh masyarakat di Pitumpanua. (Reza Pahlevi)
Masalah jarak yang jauh ini tidak dia anggap sebagai hambatan, tetapi justru dibawa ke arah yang menyenangkan sebagi motivasi diri. “Alhamdulillah, gelar doktor dengan predikat cumlaude yang saya raih tidaklah mudah. Ini semua berkat kerja keras serta dukungan keluarga, teman, dan semua pihak,” tutur Purna Praja IPDN angkatan XIV tersebut.
Andi percaya bahwa setiap mahasiswa memiliki perjuangannya masing-masing. Dia pun tidak menganggap menjadi wisudawan terbaik adalah sesuatu yang hebat. “Ini hanya prestasi diri untuk menunjukkan bahwa saya bisa menjadi salah satu yang terbaik. Inilah hasil kerja keras yang saya lakukan, semoga ilmu yang saya dapatkan bisa berguna serta bermanfaat bagi saya pribadi dan masyarakat pada umumnya,” kata mantan Kasubbag Protokol Setda Kabupaten Wajo ini merendah. (Baca juga: Tambah 14, Kasus POsitif Covid-19 di Sumsel Tembus Angka 1.869)
Suami dari dr Andi Nurani Burhanuddin ini mengakui bahwa penghargaan alumni terbaik setiap tahunnya memang selalu didominasi dari fakultas eksakta. Namun, pada wisuda kali ini sejarah mencatat alumni FISIP akhirnya dapat menjadi wisudawan terbaik Unhas.
Andi membuat disertasi berjudul Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Wajo. Dalam disertasinya, dia mengulas mengenai keberhasilan sekaligus kegagalan kebijakan pemberdayaan untuk mengembangkan model implementasi kebijakan pemberdayaan. “Semoga ilmu yang saya dapatkan bisa berguna serta bermanfaat bagi saya pribadi dan masyarakat pada umumnya,” katanya seusai pengukuhan.
Torehan prestasi membanggakan yang diraih Andi Mamu dalam dunia pendidikan ini membuat masyarakat Wajo bangga. Namun, sebagian juga masih bertanya-tanya dengan kebijakan Bupati Wajo baru, yakni Amran Mahmud, yang mencopot jabatan Andi sebagai camat. Warga merasa selama ini program yang dilakukan Andi Mamu secara umum berjalan baik. (Lihat videonya: Heboh! Pemuda di Lombok Nikahi Dua Gadis Sekaligus)
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) yang diusung Andi Mamu selama menjabat sebagai camat juga sangat membantu masyarakat Pitumpanua karena pengurusan KTP dan KK makin praktis. Warga tak lagi dipaksa menempuh perjalanan 40 kilometer ke Kota Sengkang untuk membuat dokumen kependudukan tersebut. “Sangat disayangkan bupati Wajo tidak mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki Andi Mamu,” ujar Suardi, seorang tokoh masyarakat di Pitumpanua. (Reza Pahlevi)
(ysw)
tulis komentar anda