Menkes Terawan Tegaskan Kebijakan PSBB Diserahkan ke Daerah

Rabu, 24 Juni 2020 - 15:55 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) melakukan kunjungan ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jatim, Rabu (24/6/2020). Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
SURABAYA - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menegaskan, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) diserahkan sepenuhnya ke daerah yang bersangkutan. Sebab, kebijakan itu menyangkut kesiapan dan kesanggupan daerah yang mengajukan PSBB.

Surabaya misalnya, meski penambahan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 terus naik, bukan berarti harus dilakukan PSBB. Menurutnya, PSBB bukan satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. “Pemerintah daerah bisa memilih cara lain. Seperti mendisiplinkan masyarakat untuk selalu menjalankan protokol kesehatan, dimanapun mereka berada,” kata Terawan di sela kunjungannya di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jatim, Rabu (24/6/2020). (Baca juga:Reaktif Rapid Test, Perangkat Desa Ini Isolasi Mandiri di Kuburan)

Dia mengingatkan, kunci utama mencegah penularan COVID-19 adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Masyarakat harus tetap menjaga imunitas dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, juga dengan menjaga semangat. "Preventif dan promotif melalui gerakan masyarakat hidup sehat memang harus kita promosikan terus,” terangnya. (Baca juga: Biaya Rapid Test Jadi Beban Tambahan bagi Mahasiswa Saat Pandemi)



Di sisi lain, Terawan akan mengirimkan ratusan tenaga kesehatan (nakes) ke RSUD dr Soetomo, Surabaya. Bantuan nakes itu diberikan atas permintaan rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut lantaran kewalahan akibat jumlah pasien positif COVID-19 sangat banyak setiap harinya.

Terawan mengatakan, sebanyak 88 perawat dan 58 dokter umum akan dikirim ke RSUD dr Soetomo. Pengiriman akan dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama adalah dokter, selanjutnya disusul perawat. “Tak sedikit pasien COVID-19 di RSUD dr Soetomo yang tidak mendapat kamar karena telah terisi penuh. Ini (pengiriman nakes) akan segera kami dorong agar RSUD dr Soetomo bisa lebih ringan,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi mengakui bahwa pihaknya mengeluhkan kurangnya dokter umum dan perawat di RSUD dr Soetomo. Keluhan tersebut didasari masih tingginya penambahan pasien positif COVID-19 di Jatim, khususnya Surabaya. Ditambah adanya tenaga kesehatan yang gugur setelah terpapar virus Corona. Hal itu menyebabkan beban kerja yang ditumpu tenaga medis menjadi lebih berat. “Ini (nakes) penting untuk membantu kami. Biar tenaga kami hanya masuk empat jam, terus bisa gantian," ujarnya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content