Banyak Dokter PPDS Terpapar COVID-19, Gubernur Sulsel Bantu APD
Rabu, 24 Juni 2020 - 11:42 WIB
"Sangat luar biasa perhatian dari Bapak Gubernur , karena ini berita baru saya sampaikan, kurang lebih dua hari lalu melalui Ibu. Lalu ibu membicarakan kepada Bapak, banyak sekali dokter yang sedang mengambil spesialisasi itu terkena. Tidak hanya di Makassar, tetapi di seluruh Indonesia, ratusan dokter PPDS terkena infeksi dan beberapa bahkan telah gugur," jelasnya.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan spesialisasi jantung dan pembuluh darah di Universitas Indonesia ini melanjutkan bahwa, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mereka berada di ujung tombak dalam penanganan pandemi COVID-19 ini.
"Mereka adalah orang-orang berada di ujung tombak. Sehingga tentu saja akan mudah tertular apabila mereka tidak terproteksi, kita juga cukup tahu banyak dokter yang mengambil spesialis ini mereka tidak selalu memiliki kemampuan ekonomi sendiri untuk membeli APD , secara rutin," imbuhnya.
Kendala lain, yakni rumah sakit juga karena keterbatasan belum tentu juga bisa memberikan, karena untuk karyawan mereka sendiri ditemukan alat penunjang yang belum tentu cukup.
Lanjutnya, PPDS ini statusnya seperti anak sekolah. Saat mereka ditugaskan di ruang isolasi, rumah sakit tempat mereka pasti juga akan memberikan alat kelengkapan kerja. Namun, karena keterbatasan diprioritaskan di tempat isolasi penderita COVID-19 , sedangkan di luar itu tidak masuk skala prioritas.
"Ini yang bisa membuat potensi tertular menjadi tinggi. Dan inilah yang menjadi keprihatinan kita semua. Rupanya hal ini ditanggapi Bapak Gubernur luar biasa cepat dan tanggap. Dan kami terharu atas respon luar biasa ini," jelasnya.
Bantuan ini yang akan disalurkan ke dokter-dokter PPDS yang ada di Makassar dan sekitarnya. Saat ini seluruh PPDS sedang di data, berapa kebutuhan mereka.
"Karena ini hanya pemberian sementara saja, nanti akan pemberian lanjutan yang dibutuhkan dan saya diminta untuk melaporkan," pungkasnya.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan spesialisasi jantung dan pembuluh darah di Universitas Indonesia ini melanjutkan bahwa, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mereka berada di ujung tombak dalam penanganan pandemi COVID-19 ini.
"Mereka adalah orang-orang berada di ujung tombak. Sehingga tentu saja akan mudah tertular apabila mereka tidak terproteksi, kita juga cukup tahu banyak dokter yang mengambil spesialis ini mereka tidak selalu memiliki kemampuan ekonomi sendiri untuk membeli APD , secara rutin," imbuhnya.
Kendala lain, yakni rumah sakit juga karena keterbatasan belum tentu juga bisa memberikan, karena untuk karyawan mereka sendiri ditemukan alat penunjang yang belum tentu cukup.
Lanjutnya, PPDS ini statusnya seperti anak sekolah. Saat mereka ditugaskan di ruang isolasi, rumah sakit tempat mereka pasti juga akan memberikan alat kelengkapan kerja. Namun, karena keterbatasan diprioritaskan di tempat isolasi penderita COVID-19 , sedangkan di luar itu tidak masuk skala prioritas.
"Ini yang bisa membuat potensi tertular menjadi tinggi. Dan inilah yang menjadi keprihatinan kita semua. Rupanya hal ini ditanggapi Bapak Gubernur luar biasa cepat dan tanggap. Dan kami terharu atas respon luar biasa ini," jelasnya.
Bantuan ini yang akan disalurkan ke dokter-dokter PPDS yang ada di Makassar dan sekitarnya. Saat ini seluruh PPDS sedang di data, berapa kebutuhan mereka.
"Karena ini hanya pemberian sementara saja, nanti akan pemberian lanjutan yang dibutuhkan dan saya diminta untuk melaporkan," pungkasnya.
(agn)
tulis komentar anda