Banyak Dokter PPDS Terpapar COVID-19, Gubernur Sulsel Bantu APD
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memberi perhatian tersendiri dokter khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang banyak terpapar COVID-19 di Sulsel.
Karena kondisi tersebut, mantan Bupati Bantaeng dua periode ini, memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada mereka. Itu tidak lepas dari laporan dr Bambang Budiono yang disampaikan ke Ketua TP PKK Sulsel, Lies F Nurdin.
Karena laporan dokter yang berpraktik diSiloamHospitalMakassar dan Rumah Sakit Awal BrosMakassar ini, akhirnya dipanggil Gubernur Sulsel untuk mendapat bantuan alat pelindung diri (APD) yang akan disalurkan kepada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Sulsel.
"Ini yang kami serahkan donasi semua. Kita dapat ventilator dan APD, ini karena kita bersinergi," kata Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel kepada dr Bambang Budiono, Kamis, (24/06/2020).
Adapun bantuan yang diberikan, berupa masker N95 sebanyak 300 buah, hazmat 500 buah, faceshield 100 buah dan Googgles sebanyak 300 buah. Bantuan selanjutnya juga akan diberikan sesuai yang dibutuhkan oleh PPDS.
Nurdin menyampaikan, dokter yang mengambil pendidikan juga harus dilindungi secara optimal. "Mereka harus kita lindungi," sebutnya.
Sementara itu dr Bambang menjelaskan, bahwa informasi yang diperolehnya di Sulsel. Sebanyak 10 dokter PPDS yang sedang mengambil spesialisasi terinfeksi. Kemudian di bagian kebidanan dilaporkan ada 16 dokter yang terinfeksi, tentu ini sangat memprihatinkan. Saat ini masih dilakukan pendataan agar memperoleh informasi yang tepat tentang PPDS yang terinfeksi di bagian-bagian lain.
"Sangat luar biasa perhatian dari Bapak Gubernur , karena ini berita baru saya sampaikan, kurang lebih dua hari lalu melalui Ibu. Lalu ibu membicarakan kepada Bapak, banyak sekali dokter yang sedang mengambil spesialisasi itu terkena. Tidak hanya di Makassar, tetapi di seluruh Indonesia, ratusan dokter PPDS terkena infeksi dan beberapa bahkan telah gugur," jelasnya.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan spesialisasi jantung dan pembuluh darah di Universitas Indonesia ini melanjutkan bahwa, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mereka berada di ujung tombak dalam penanganan pandemi COVID-19 ini.
"Mereka adalah orang-orang berada di ujung tombak. Sehingga tentu saja akan mudah tertular apabila mereka tidak terproteksi, kita juga cukup tahu banyak dokter yang mengambil spesialis ini mereka tidak selalu memiliki kemampuan ekonomi sendiri untuk membeli APD , secara rutin," imbuhnya.
Kendala lain, yakni rumah sakit juga karena keterbatasan belum tentu juga bisa memberikan, karena untuk karyawan mereka sendiri ditemukan alat penunjang yang belum tentu cukup.
Lanjutnya, PPDS ini statusnya seperti anak sekolah. Saat mereka ditugaskan di ruang isolasi, rumah sakit tempat mereka pasti juga akan memberikan alat kelengkapan kerja. Namun, karena keterbatasan diprioritaskan di tempat isolasi penderita COVID-19 , sedangkan di luar itu tidak masuk skala prioritas.
"Ini yang bisa membuat potensi tertular menjadi tinggi. Dan inilah yang menjadi keprihatinan kita semua. Rupanya hal ini ditanggapi Bapak Gubernur luar biasa cepat dan tanggap. Dan kami terharu atas respon luar biasa ini," jelasnya.
Bantuan ini yang akan disalurkan ke dokter-dokter PPDS yang ada di Makassar dan sekitarnya. Saat ini seluruh PPDS sedang di data, berapa kebutuhan mereka.
"Karena ini hanya pemberian sementara saja, nanti akan pemberian lanjutan yang dibutuhkan dan saya diminta untuk melaporkan," pungkasnya.
Karena kondisi tersebut, mantan Bupati Bantaeng dua periode ini, memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada mereka. Itu tidak lepas dari laporan dr Bambang Budiono yang disampaikan ke Ketua TP PKK Sulsel, Lies F Nurdin.
Karena laporan dokter yang berpraktik diSiloamHospitalMakassar dan Rumah Sakit Awal BrosMakassar ini, akhirnya dipanggil Gubernur Sulsel untuk mendapat bantuan alat pelindung diri (APD) yang akan disalurkan kepada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Sulsel.
"Ini yang kami serahkan donasi semua. Kita dapat ventilator dan APD, ini karena kita bersinergi," kata Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel kepada dr Bambang Budiono, Kamis, (24/06/2020).
Adapun bantuan yang diberikan, berupa masker N95 sebanyak 300 buah, hazmat 500 buah, faceshield 100 buah dan Googgles sebanyak 300 buah. Bantuan selanjutnya juga akan diberikan sesuai yang dibutuhkan oleh PPDS.
Nurdin menyampaikan, dokter yang mengambil pendidikan juga harus dilindungi secara optimal. "Mereka harus kita lindungi," sebutnya.
Sementara itu dr Bambang menjelaskan, bahwa informasi yang diperolehnya di Sulsel. Sebanyak 10 dokter PPDS yang sedang mengambil spesialisasi terinfeksi. Kemudian di bagian kebidanan dilaporkan ada 16 dokter yang terinfeksi, tentu ini sangat memprihatinkan. Saat ini masih dilakukan pendataan agar memperoleh informasi yang tepat tentang PPDS yang terinfeksi di bagian-bagian lain.
"Sangat luar biasa perhatian dari Bapak Gubernur , karena ini berita baru saya sampaikan, kurang lebih dua hari lalu melalui Ibu. Lalu ibu membicarakan kepada Bapak, banyak sekali dokter yang sedang mengambil spesialisasi itu terkena. Tidak hanya di Makassar, tetapi di seluruh Indonesia, ratusan dokter PPDS terkena infeksi dan beberapa bahkan telah gugur," jelasnya.
Dokter yang menyelesaikan pendidikan spesialisasi jantung dan pembuluh darah di Universitas Indonesia ini melanjutkan bahwa, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mereka berada di ujung tombak dalam penanganan pandemi COVID-19 ini.
"Mereka adalah orang-orang berada di ujung tombak. Sehingga tentu saja akan mudah tertular apabila mereka tidak terproteksi, kita juga cukup tahu banyak dokter yang mengambil spesialis ini mereka tidak selalu memiliki kemampuan ekonomi sendiri untuk membeli APD , secara rutin," imbuhnya.
Kendala lain, yakni rumah sakit juga karena keterbatasan belum tentu juga bisa memberikan, karena untuk karyawan mereka sendiri ditemukan alat penunjang yang belum tentu cukup.
Lanjutnya, PPDS ini statusnya seperti anak sekolah. Saat mereka ditugaskan di ruang isolasi, rumah sakit tempat mereka pasti juga akan memberikan alat kelengkapan kerja. Namun, karena keterbatasan diprioritaskan di tempat isolasi penderita COVID-19 , sedangkan di luar itu tidak masuk skala prioritas.
"Ini yang bisa membuat potensi tertular menjadi tinggi. Dan inilah yang menjadi keprihatinan kita semua. Rupanya hal ini ditanggapi Bapak Gubernur luar biasa cepat dan tanggap. Dan kami terharu atas respon luar biasa ini," jelasnya.
Bantuan ini yang akan disalurkan ke dokter-dokter PPDS yang ada di Makassar dan sekitarnya. Saat ini seluruh PPDS sedang di data, berapa kebutuhan mereka.
"Karena ini hanya pemberian sementara saja, nanti akan pemberian lanjutan yang dibutuhkan dan saya diminta untuk melaporkan," pungkasnya.
(agn)