Dikutuk Brahma Purwa karena Culik Ken Dedes Anaknya, Tunggul Ametung Tewas Ditikam Keris Sakti Mpu Gandring
Selasa, 14 Juni 2022 - 05:04 WIB
Sang resi menceritakan bahwa Brahma atau Mpu Parwa mempunyai seorang anak gadis yang sangat cantik dan memiliki aura kewanitaan yang memancarkan cahaya. Disampaikannya bahwa siapa pun yang dapat menjadikan gadis itu sebagai istri, maka semua ambisi kekuasaan akan tercapai.
Mendengar cerita itu, Tunggul Ametung yang mempunyai ambisi berkuasa dan sedang terancam nasibnya, langsung tergugah hatinya. Ametung membayangkan, dengan mendapatkan gadis itu dan menjadikan dia sebagai istri, dirinya bisa menyingkirkan Kertajaya dan menguasai Kerajaan Kediri.
Maka tibalah saatnya, ketika Ametung pergi berburu dan singgah di Desa Paniwijen, tempat tinggalnya Brahma Purwa bersama sang anak, Ken Dedes. Saat bertemu dan melihat Ken Dedes, Tunggul Ametung sangat kagum melihat kecantikannya. Hasrat untuk berkuasa dengan menjadikannya sebagai istri bergelora.
Tanpa menunggu lama, Tunggul Ametung langsung menyampaikan niatnya kepada anak gadis itu. Namun karena saat itu ayahnya masih di hutan, sang gadis meminta Ametung agar menunggu hingga kepulangan ayahnya. Karena tak sabar dan tabiat yang suka merampas, Tunggul Ametung membawa paksa Ken Dedes ke Tumapel untuk dijadikan permaisurinya.
Setiba dari hutan, Mpu Purwa mengetahui anaknya sudah diculik Ametung. Dia pun marah dan menyumpahi Ametung dengan mengatakan bahwa siapa pun yang menculik putrinya akan mati karena tikaman keris.
“Demi semesta serta isinya, aku menyumpahimu untuk tidak bahagia, tidak mengenyam kenikmatan dan terbunuh dengan keris dengan sekali tebasan. Aku juga bersumpah demi langit serta penghuninya, keringlah sumur penduduk Panawijen dan kolamnya tak mengeluarkan air.”
Setelah berhasil menculik Ken Dedes, Tumapel semakin tidak terkendali. Dikisahkan bahwa Ametung gagal meredam berbagai perampokan. Semetara itu, Ken Arok, yang menjadi dalang perampokan orang kaya dan upeti untuk Kediri -atas arahan penasihat spiritual yakni Resi Lohgawe- menawarkan diri menjadi pengawal Tunggul Ametung.
Menurut terawangan Lohgawe, Ken Arok bakal menjadi penguasa Kerajaan Kediri, namun dengan mengabdi terlebih dahulu kepada Tunggul Ametung. Ken Arok lantas diberi tugas terhormat dengan menjadi pengawal Tunggul Ametung. Sayangnya, kepecyaan ini awal malapetaka bagi Ametung.
Sebab, ternyata Ken Arok juga tertarik pesona Ken Dedes. Apa lagi sang penasihat Lohgawe meramalkan bahwa dari Ken Dedes akan lahir raja-raja tanah Jawa. Ramalan ini membuat Ken Arok semakin bergairah untuk merebut Ken Dedes dengan cara membunuh Tunggul Ametung.
Untuk memuluskan rencananya membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian memesan keris kepada seorang pandai besi terkenal bernama Mpu Gandring. Empu Gandring pun menyanggupi akan menyelesaikan pesanan keris itu dalam waktu dua tahun.
Mendengar cerita itu, Tunggul Ametung yang mempunyai ambisi berkuasa dan sedang terancam nasibnya, langsung tergugah hatinya. Ametung membayangkan, dengan mendapatkan gadis itu dan menjadikan dia sebagai istri, dirinya bisa menyingkirkan Kertajaya dan menguasai Kerajaan Kediri.
Maka tibalah saatnya, ketika Ametung pergi berburu dan singgah di Desa Paniwijen, tempat tinggalnya Brahma Purwa bersama sang anak, Ken Dedes. Saat bertemu dan melihat Ken Dedes, Tunggul Ametung sangat kagum melihat kecantikannya. Hasrat untuk berkuasa dengan menjadikannya sebagai istri bergelora.
Tanpa menunggu lama, Tunggul Ametung langsung menyampaikan niatnya kepada anak gadis itu. Namun karena saat itu ayahnya masih di hutan, sang gadis meminta Ametung agar menunggu hingga kepulangan ayahnya. Karena tak sabar dan tabiat yang suka merampas, Tunggul Ametung membawa paksa Ken Dedes ke Tumapel untuk dijadikan permaisurinya.
Setiba dari hutan, Mpu Purwa mengetahui anaknya sudah diculik Ametung. Dia pun marah dan menyumpahi Ametung dengan mengatakan bahwa siapa pun yang menculik putrinya akan mati karena tikaman keris.
“Demi semesta serta isinya, aku menyumpahimu untuk tidak bahagia, tidak mengenyam kenikmatan dan terbunuh dengan keris dengan sekali tebasan. Aku juga bersumpah demi langit serta penghuninya, keringlah sumur penduduk Panawijen dan kolamnya tak mengeluarkan air.”
Setelah berhasil menculik Ken Dedes, Tumapel semakin tidak terkendali. Dikisahkan bahwa Ametung gagal meredam berbagai perampokan. Semetara itu, Ken Arok, yang menjadi dalang perampokan orang kaya dan upeti untuk Kediri -atas arahan penasihat spiritual yakni Resi Lohgawe- menawarkan diri menjadi pengawal Tunggul Ametung.
Menurut terawangan Lohgawe, Ken Arok bakal menjadi penguasa Kerajaan Kediri, namun dengan mengabdi terlebih dahulu kepada Tunggul Ametung. Ken Arok lantas diberi tugas terhormat dengan menjadi pengawal Tunggul Ametung. Sayangnya, kepecyaan ini awal malapetaka bagi Ametung.
Sebab, ternyata Ken Arok juga tertarik pesona Ken Dedes. Apa lagi sang penasihat Lohgawe meramalkan bahwa dari Ken Dedes akan lahir raja-raja tanah Jawa. Ramalan ini membuat Ken Arok semakin bergairah untuk merebut Ken Dedes dengan cara membunuh Tunggul Ametung.
Untuk memuluskan rencananya membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian memesan keris kepada seorang pandai besi terkenal bernama Mpu Gandring. Empu Gandring pun menyanggupi akan menyelesaikan pesanan keris itu dalam waktu dua tahun.
tulis komentar anda