Kisah Tarpan Suparman, Penarik Becak yang Sukses Jadi Dekan UBP Karawang

Kamis, 09 Juni 2022 - 01:28 WIB
"Saya harus bisa hidup sendiri, malu kelamaan numpang di rumah teman. Paling tidak bisa makan minum biaya sendiri," tandasnya.

Menurut Tarpan, jadi penarik becak pendapatanya lumayan untuk bertahan hidup. Setiap hari, dia dapat uang dari genjot becak antara Rp2.000 hingga Rp2.500 per hari. Setoran untuk pemilik becak Rp500, hingga perhari dia bisa mengantongi Rp2.000. "Cukup untuk makan minum saat itu," katanya.



Namun, setelah 1 tahun 5 bulan menjadi penarik becak, Tarpan kembali menganggur karena becak yang menjadi batangannya itu dijual oleh pemiliknya. Pemilik menjual semua becaknya, karena alasan hendak membangun rumah.

"Waktu itu sedih juga, karena jadi penganggur lagi. Cari kerja susah, saya sempat putus asa dan ingin pulang ke kampung," ungkapnya.

Namun setelah lepas jadi penarik becak, justru jalan hidup Tarpan mulai bersinar. Saat sudah menganggur, tiba-tiba dia ditawari kerja oleh kawannya sebagai tata usaha di Universitas Singaperbangsa (Unsika) Karawang.



Meski baru menjadi karyawan magang, namun dia gembira bukan kepalang. "Waktu pertama kerja sistem gajinya tidak menentu. Tapi saya tetap semangat bekerja," bebernya.

Setelah kerja sebagai tata usaha di Universitas Singaperbangsa, Tarpan minta izin pimpinan untuk kuliah. Ternyata pimpinan setuju dan berharap Tarpan serius menekuni dunia pendidikan.

Setelah kuliah dan berhasil menjadi sarjana, karier Tarpan semakin moncer. Mulanya dia diminta membantu dosen yang berhalangan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content