Kisah Tarpan Suparman, Penarik Becak yang Sukses Jadi Dekan UBP Karawang
Kamis, 09 Juni 2022 - 01:28 WIB
KARAWANG - Pelantikan Dekan Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang diwarnai cerita haru. Bagaimana tidak, di antara sejumlah dekan yang dilantik, ada seorang yang memiliki latar belakang sebagai penarik becak.
Tarpan Suparman (55), pria yang pernah menjadi ipenarik becak ini berdiri tegap saat diambil sumpah sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Pendidikan UBP Karawang.
Tarpan, nampak tidak canggung dengan rekan-rekan di Universitas UBP Karawang. Bahkan dia kerap melepas tawa saat bicara dengan kawan-kawannya sesama pendidik.
Memang, Tarpan oleh teman-temannya kampus UBP merupakan salah satu pejabat UBP Karawang. Jabatannya sebagai Dekan UBP saat ini merupakan jabatan periode kedua dijabatan yang sama.
Namun, melihat Tarpan hari ini sangat berbeda jauh dengan keadaan sebelumnya. Dia cuma anak petani miskin yang hidup pas-pasan. Orang tuanya hanya buruh tani yang tidak memiliki sawah.
"Ayah saya buruh tani penggarap sawah orang. Kami sekeluarga memang serba kesusahan menjalani hidup saat itu," kata Tarpan, mengenang masa lalu, saat diwawancara usai dilantik di Kampus UBP Karawang, Rabu (8/6/2022).
Menurut Tarpan, dirinya tidak menyangka bisa menjadi seorang dekan. Pasalnya karena ekonomi keluarga yang pas-pasan, sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas dilalui dengan dengan kesusahan.
Tarpan Suparman (55), pria yang pernah menjadi ipenarik becak ini berdiri tegap saat diambil sumpah sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Pendidikan UBP Karawang.
Tarpan, nampak tidak canggung dengan rekan-rekan di Universitas UBP Karawang. Bahkan dia kerap melepas tawa saat bicara dengan kawan-kawannya sesama pendidik.
Memang, Tarpan oleh teman-temannya kampus UBP merupakan salah satu pejabat UBP Karawang. Jabatannya sebagai Dekan UBP saat ini merupakan jabatan periode kedua dijabatan yang sama.
Namun, melihat Tarpan hari ini sangat berbeda jauh dengan keadaan sebelumnya. Dia cuma anak petani miskin yang hidup pas-pasan. Orang tuanya hanya buruh tani yang tidak memiliki sawah.
"Ayah saya buruh tani penggarap sawah orang. Kami sekeluarga memang serba kesusahan menjalani hidup saat itu," kata Tarpan, mengenang masa lalu, saat diwawancara usai dilantik di Kampus UBP Karawang, Rabu (8/6/2022).
Menurut Tarpan, dirinya tidak menyangka bisa menjadi seorang dekan. Pasalnya karena ekonomi keluarga yang pas-pasan, sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas dilalui dengan dengan kesusahan.
tulis komentar anda