Tangan Patah Akibat Kecelakaan Kerja di UEA, TKW asal Indramayu Minta Dipulangkan

Sabtu, 04 Juni 2022 - 10:12 WIB
Nasib pilu kembali dialami PMI atau TKW asal Kabupaten Indramayu. Kali ini menimpa Daenah (31), warga Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Indramayu yang mengalami kecelakaan kerja di Dubai. Foto ilustrasi SINDOnews
INDRAMAYU - Nasib pilu kembali dialami pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu. Kali ini menimpa Daenah (31), warga Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang mengalami kecelakaan kerja di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

TKW tersebut diketahui terjatuh dari tangga hingga membuat tangan sebelah kirinya patah. Kini kondisinya semakin parah dan semakin membengkak karena kurang perawatan.

Melalui rekaman video berdurasi 45 detik, Daenah meminta tolong kepada Bupati Indramayu, Nina Agustina, untuk segera dipulangkan ke Indonesia.



"Assalamu'alaikum, nama saya Daenah asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu. Saya PMI Dubai mengalami kecelakaan kerja, tanganku patah. Saya minta tolong sama ibu Bupati Indramayu untuk bisa memulangkan saya ke tanah air," kata Daenah, dilihat dalam rekaman video yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (3/6/2022).

Sementara, Sekretaris Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Kabupaten Indramayu, AT Cahyoto, yang turut menangani kasus Daenah menuturkan, kejadian kecelakaan yang menimpa Daenah terjadi sekitar bulan kemarin. "Sekarang ini PMI bersangkutan sudah tidak bisa bekerja dan lain sebagainya," tutur dia.

Cahyoto mengungkapkan, pihak keluarga pun sudah mengadukan soal kondisi yang dialami Daenah. Pihak keluarga sangat berharap agar TKW tersebut bisa dipulangkan ke tanah air karena kondisinya yang sudah parah. "Kabar terakhir Daenah, saat ini Ia tinggal di sebuah kontrakan di UEA bersama PMI lainnya," ungkap Cahyoto.

Daenah diketahui kabur dari rumah majikan karena sudah tidak kuat dengan perlakuan majikannya yang terlalu memforsirnya dalam bekerja. Dengan kondisi tangan patah, Daenah tetap dipaksa bekerja keras dari pagi sampai malam hari.

"Sekarang kondisinya semakin parah, dia gak bisa aktivitas apapun, tidak punya uang, untuk makan juga katanya dari teman-temannya," terang Cahyoto.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content