Cerita Nyi Roro Kidul, Mitos Pantai Selatan dan Larangan Baju Hijau

Sabtu, 04 Juni 2022 - 05:00 WIB
Menurut Peneliti LIPI Eko Yulianto, gelombang besar itu metafora tsunami raksasa yang pernah terjadi di Selatan Jawa. Selain itu, Eko mengatakan bahwa itu merupakan kecerdasan politik Panembahan Senopati dalam mengemas kejadian alam yang benar-benar terjadi untuk mendapatkan legitimasi politik.

Eko menemukan, bahwa terjadi gempa bumi pada 5 Januari 1699 di Jawa. Gempa tersebut kemungkinan besar berasal dari jalur subduksi di selatan Jawa. Terdapat waktu-waktu yang sesuai antara temuannya itu dengan kisah percintaan Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati.

Gelombang besar dan gunung meletus di Jawa diperkirakan terjadi sekitar 400 tahun lalu. Hal tersebut berdasarkan penelitian jejak bencana. Berarti hal ini sesuai dengan peristiwa penyerangan Kerajaan Pajang terhadap Panembahan Senopati pada 1584.

Kemudian Panembahan Senopati bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Akhirnya terjadi peristiwa gunung meletus dan tsunami yang menyebabkan Kerajaan Pajang kalah.

Larangan Berpakaian Hijau

Mitos larangan berpakaian warna hijau di pantai selatan sudah melegenda pada masyarakat Indonesia. Konon, jika terdapat pengunjung yang nekat menggunakan pakaian hijau, maka dia dapat dijadikan sasaran oleh Nyi Roro Kidul untuk ditarik ke dalam istana gaibnya. Selain itu, orang itu juga akan dijadikan sebagai salah satu pelayan Nyi Roro Kidul.

Namun larangan tersebut dapat dijelaskan dengan kacamata sains dan fakta sains. Dalam ilmu pengetahuan, air laut memang tampak berwarna biru. Tetapi dasar laut yang terdiri atas karang, rumput laut, hingga pasir yang terkena sinar matahari akan membuat air laut berubah terlihat keruh hingga berwarna kehijauan.

Warna pantai laut selatan berbeda dengan warna laut lainnya yang kebanyakan berwarna biru bersih. Pantai selatan didominasi oleh ombak laut yang tinggi, serta besar dengan didominasi warna hijau. Maka ketika ada pengunjung yang terseret ombak serta menggunakan pakaian hijau, hal ini tentu akan menyulitkan tim SAR dalam pencarian.

Orang Hilang

Pantai selatan Jawa dikenal sebagai pantai yang berbahaya. Di pantai selatan sering kali orang hilang ketika berenang di laut. Masyarakat meyakini bahwa hilangnya pengunjung tersebut karena Nyai Roro Ratu Kidul.

Namun, fakta kenapa banyak orang hilang di pantai selatan ini dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Dunia sains mengenal adanya fenomena yang disebut sebagai rip current atau arus pecah.

Arus yang mematikan ini dapat ditemukan di laut dengan ombak besar seperti di pantai selatan Jawa. Arus pecah dapat terjadi akibat dua gelombang atau lebih yang bertemu serta menerjang bibir pantai.

Melansir Jurnal Oseanografi pada 2015 yang diterbitkan oleh Universitas Diponegoro, rip current bergerak dari pantai menuju laut dan dapat terjadi setiap hari dengan kondisi bervariasi, mulai dari kecil hingga paling berbahaya.

Rip current dalam kondisi paling bahaya dapat menyeret orang ke tengah laut. Ombak rip current lebih mematikan 10 kali lipat karena dapat mengintai manusia secara tak terlihat.

Rip current mempunyai arus yang superkuat dan cepat. Kecepatannya dapat mencapai 29 kilometer per jam atau 8 meter per detik. Apabila seseorang masuk serta terjebak dalam rip current, maka orang tersebut akan sulit diselamatkan. (Diolah berbagai sumber).

SUMBER: Buku Dialog dengan Alam Dewa

Jurnal Oseanografi

LIPI

Babad Tanah Jawi
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More