Cerita Pilu Ai binti Entib: 11 Tahun Jadi TKW di Arab Saudi, Pulang Tak Bawa Uang tapi Depresi
Minggu, 29 Mei 2022 - 23:10 WIB
Saat ini, kata Yeni, Ai sudah sampai di kampung halamannya, namun kondisinya memprihatinkan. Sejak kedatangannya menjadi TKW beberapa waktu lalu, hingga sekarang tidak pernah komunikasi. Bahkan, Ai sering seperti ketakutan jika ada orang asing yang mendatanginya.
"Sejak kedatangannya sampai sekarang, baru komunikasi satu kali dan itupun sulit. Anak saya sering mengurung diri di kamar susah diajak komunikasi dan kalau ada orang asing ketakutan," tuturnya.
Yeni berharap kepada pemerintah setempat khususnya bupati Cianjur agar bisa membantu untuk biaya pengobatan putrinya itu serta bisa mengungkap kasus yang sebenarnya.
"Saya minta tolong kepada bapak bupati Cianjur untuk bisa membantu biaya anak saya. Karena saya tidak tahu harus seperti apa,” ujarnya penuh harap.
Ketua LBH Sunpar Indonesia Rahman Saepuloh mengungkapkan, kasus yang menimpa Ai binti Entib seorang TKW asal Cianjur ini harus sangat serius dan mendapat perhatian dari Pemerintah. Pasalnya, sudah dijelaskan dalam undang -undang nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
"Jadi kasus Ai ini kewajiban pemerintah. Mereka harus hadir dan harus terungkap kasusnya," ungkap dia.
Rahman menjelaskan, pemerintah daerah khususnya instansi terkait jangan hanya bisa mendampingi kepulangan saja. Jadi tegas Rahman, harus menindaklanjuti baik secara kesehatannya dan terlebih haknya. "Yang namanya hak PMI itu wajib diperjuangkan," tegasnya.
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Ali Hildan mengatakan, kasus TKW depresi bukan hanya menimpa kepada Ai Binti Entib. Banyak TKW asal Cianjur pulang depresi dengan tangan hampa.
"Pemerintah daerah harus hadir dan lebih serius lagi dalam hal Perlindungan bagi PMI. Mereka bukan lagi Pemberangkatan legal atau ilegal tapi dia adalah warga Cianjur," katanya.
"Sejak kedatangannya sampai sekarang, baru komunikasi satu kali dan itupun sulit. Anak saya sering mengurung diri di kamar susah diajak komunikasi dan kalau ada orang asing ketakutan," tuturnya.
Yeni berharap kepada pemerintah setempat khususnya bupati Cianjur agar bisa membantu untuk biaya pengobatan putrinya itu serta bisa mengungkap kasus yang sebenarnya.
"Saya minta tolong kepada bapak bupati Cianjur untuk bisa membantu biaya anak saya. Karena saya tidak tahu harus seperti apa,” ujarnya penuh harap.
Baca Juga
Ketua LBH Sunpar Indonesia Rahman Saepuloh mengungkapkan, kasus yang menimpa Ai binti Entib seorang TKW asal Cianjur ini harus sangat serius dan mendapat perhatian dari Pemerintah. Pasalnya, sudah dijelaskan dalam undang -undang nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
"Jadi kasus Ai ini kewajiban pemerintah. Mereka harus hadir dan harus terungkap kasusnya," ungkap dia.
Rahman menjelaskan, pemerintah daerah khususnya instansi terkait jangan hanya bisa mendampingi kepulangan saja. Jadi tegas Rahman, harus menindaklanjuti baik secara kesehatannya dan terlebih haknya. "Yang namanya hak PMI itu wajib diperjuangkan," tegasnya.
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur Ali Hildan mengatakan, kasus TKW depresi bukan hanya menimpa kepada Ai Binti Entib. Banyak TKW asal Cianjur pulang depresi dengan tangan hampa.
"Pemerintah daerah harus hadir dan lebih serius lagi dalam hal Perlindungan bagi PMI. Mereka bukan lagi Pemberangkatan legal atau ilegal tapi dia adalah warga Cianjur," katanya.
tulis komentar anda