Kisah Emmy Saelan, Perawat Cantik yang Mengemban Tugas Spionase saat Perang Kemerdekaan
Selasa, 10 Mei 2022 - 05:04 WIB
Atas laporan itu, Ranggong memerintahkan Sangkala Tinggi dan seorang pemuda lainnya bernama Sonrong agar menyusul pasukan tersebut. Dikisahkan bahwa pasukan tersebut ternyata telah berada di pinggiran kota dan bergabung dengan Emmy yang berada di lokasi pemantauan, sebelum Sangkala dan Sonrong tiba.
Pasukan Lapris akhirnya tercium oleh pasukan musuh yaitu KNIL/NICA. Kontak senjata kemudian tidak bisa dihindari. Dalam catatan sejarah, peristiwa kontak tembak antara pasukan KNIL dan Lapris terjadi pada 20 Januari 1947. Emmy yang juga bergabung dengan Lapris kala itu terdesak hingga ke daerah Tidung.
Kontak tembak terjadi hingga keesokan harinya, yaitu pada 21 Januari 1947. Beberapa anggota pasukan Lapris ditangkap dan menjadi tawanan tentara KNIL/NICA. Posisi Emmy juga terkepung oleh KNIL/NICA.
Ketika pasukan merangsek ke markas-markas laskar pemuda, termasuk ke Desa Tidung, Wolter Mongisidi yang saat itu memimpin pasukan Laskar Pemuda di Tidung meminta Emmy memisahkan diri. Emmy diminta menuju ke Kassi-kassi membawa pemuda yang terluka dan diberikan perawatan.
Sayangnya, perjalanan Emmy ke Kassi-kassi tidak berjalan mulus. Dalam perjalanan, mereka bertemu pasukan tentara KNIL/NICA. Karena jumlah musuh jauh lebih banyak, Emmy dan pasukannya terdesak. Tentara KNIL membujuk Emmy agar menyerahkan diri. Bujukan itu ditolak Emmy.
Meski dalam posisi dikepung, Emmy dan pasukannya tidak menyerah. Emmy melawan tentara KNIL dengan gagah berani melempar granat ke pasukan KNIL. Sayangnya, ledakan granat tidak hanya meluluhlantakkan pasukan KNIL yang mengepung mereka. Jarak yang tidak cukup jauh dari ledakan granat membuat Emmy gugur dalam peristiwa tersebut.
Diolah dari berbagai sumber
Pasukan Lapris akhirnya tercium oleh pasukan musuh yaitu KNIL/NICA. Kontak senjata kemudian tidak bisa dihindari. Dalam catatan sejarah, peristiwa kontak tembak antara pasukan KNIL dan Lapris terjadi pada 20 Januari 1947. Emmy yang juga bergabung dengan Lapris kala itu terdesak hingga ke daerah Tidung.
Kontak tembak terjadi hingga keesokan harinya, yaitu pada 21 Januari 1947. Beberapa anggota pasukan Lapris ditangkap dan menjadi tawanan tentara KNIL/NICA. Posisi Emmy juga terkepung oleh KNIL/NICA.
Ketika pasukan merangsek ke markas-markas laskar pemuda, termasuk ke Desa Tidung, Wolter Mongisidi yang saat itu memimpin pasukan Laskar Pemuda di Tidung meminta Emmy memisahkan diri. Emmy diminta menuju ke Kassi-kassi membawa pemuda yang terluka dan diberikan perawatan.
Sayangnya, perjalanan Emmy ke Kassi-kassi tidak berjalan mulus. Dalam perjalanan, mereka bertemu pasukan tentara KNIL/NICA. Karena jumlah musuh jauh lebih banyak, Emmy dan pasukannya terdesak. Tentara KNIL membujuk Emmy agar menyerahkan diri. Bujukan itu ditolak Emmy.
Meski dalam posisi dikepung, Emmy dan pasukannya tidak menyerah. Emmy melawan tentara KNIL dengan gagah berani melempar granat ke pasukan KNIL. Sayangnya, ledakan granat tidak hanya meluluhlantakkan pasukan KNIL yang mengepung mereka. Jarak yang tidak cukup jauh dari ledakan granat membuat Emmy gugur dalam peristiwa tersebut.
Diolah dari berbagai sumber
(don)
tulis komentar anda