Riwayat Pulau Run, Koloni Inggris yang Ditukar Belanda dengan Manhattan New York

Senin, 25 April 2022 - 05:05 WIB
Pasukan Coen tiba di Banda, pada 1621. Pertama-tema, mereka menaklukkan Pulau Lontor. Di pulau ini, Belanda kembali membangun bentengnya, yakni Fort Hollandia. Pulau Lontor lalu diserahkan kepada Kapten tSonck.

Pasukan Belanda yang banyak itu ditempatkan di rumah-rumah penduduk, dan masjid dijadikan sebagai markas perang mereka. Pada 21 April 1621, lentera di dalam masjid jatuh tersenggol dan membakar masjid.

Tanpa menyelidiki terlebih dahulu, tSonck memvonis bahwa jatuhnya lentera itu adalah disengaja oleh penduduk Lontor sebagai lonceng perang terhadap VOC. Seketika itu juga, tSonck memerintahkan pasukannya mengejar penduduk.

Warga yang sembunyi di hutan dan gunung-gunung dikejar lalu dibunuh. Rumah-rumah penduduk, dan perahu mereka dibakar. Pembantaian berlangsung sangat kejam terhadap penduduk. Desa-desa dibakar, warga mati kelaparan.



Tidak sedikit warga yang berhasil melarikan diri meminta perlindungan demi kelangsungan hidupnya terhadap Inggris.

Dari sekitar 15.000 jiwa penduduk Pulau Banda, 300 orang berhasil melarikan diri. Tetapi yang meninggal sebanyak 2.500 orang. Akibat pembantaian itu, jumlah penduduk Banda saat itu, hanya tersisa 1.000 jiwa saja.

Coen lalu melanjutkan pendudukannya terhadap Pulau Ai dan kembali membangun benteng di pulau itu, yakni benteng Fort Rvenge. Dari Pulau Ai, Coen berencana menyerang Pulau Run. Namun, dibatalkan karena ada kapal Inggris.

Keberadaan Inggris di Pulau Run menyulitkan Belanda menguasai Kepulauan Banda sepenuhnya. Pulau Run merupakan koloni pertama Inggris. Mereka sama-sama memiliki harapan yang besar terhadap perdagangan pala.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More