Marak Investasi Bodong, Orang Bodoh Ketemu Orang Cerdik Serakah
Jum'at, 19 Juni 2020 - 10:37 WIB
SEMARANG - Praktik investasi abal-abal alias bodong masih saja marak terjadi di Jawa Tengah. Kasus terkini, ratusan nasabah menggeruduk kantor BMT Insan Mandiri di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Bannyumas, Jawa Tengah, Kamis (18/6/2020).
Mereka kecewa karena tidak bisa mencairkan uang simpanannya yang ditabung dan didepositokan. Diduga uang sekitar Rp5 miliar milik para nasabah ini dibawa kabur oleh pelaku penipuan yang hingga kini masih buron. (Baca juga: Ratusan Nasabah di Banyumas Histeris Mengetahui Uangnya Rp5 M Raib )
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi asal Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Hardi Winoto , mengatakan, masih maraknya penipuan lewat investasi menunjukkan masyarakat masih mudah tergiur karena ingin menjadi orang kaya secara instan.
“Masih maraknya investasi bodong itu memperlihatkan kebodohan yang melakukan investasi. Selama ini orang mudah terkecoh karena iming-iming dengan pendapatan maupun bunga. Itu sering terjadi, orang bodoh ingin cepat uangnya bertambah ketemu orang serakah dan cerdik,” ungkap Hardi Winoto saat dihubungi SINDOnews, Jumat (19/6/2020).
Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat harus lebih hati-hati dan pintar-pintarnya memilih investasi dan jangan asal mendadak ingin kaya.
“Jadi nanfsu ingin dapat untung besar tetapi tingkat analisisnya kurang. Orang seperti ini menjadi peluang bisnis bagi pelaku investasi bodong. Lha untuk meyakinkan nasabah maka pelaku mengiming imingi atau memberi harapan besar pada keuntungan besar,” jelas Wakil Rektor Unimus ini.
Mereka kecewa karena tidak bisa mencairkan uang simpanannya yang ditabung dan didepositokan. Diduga uang sekitar Rp5 miliar milik para nasabah ini dibawa kabur oleh pelaku penipuan yang hingga kini masih buron. (Baca juga: Ratusan Nasabah di Banyumas Histeris Mengetahui Uangnya Rp5 M Raib )
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi asal Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Hardi Winoto , mengatakan, masih maraknya penipuan lewat investasi menunjukkan masyarakat masih mudah tergiur karena ingin menjadi orang kaya secara instan.
“Masih maraknya investasi bodong itu memperlihatkan kebodohan yang melakukan investasi. Selama ini orang mudah terkecoh karena iming-iming dengan pendapatan maupun bunga. Itu sering terjadi, orang bodoh ingin cepat uangnya bertambah ketemu orang serakah dan cerdik,” ungkap Hardi Winoto saat dihubungi SINDOnews, Jumat (19/6/2020).
Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat harus lebih hati-hati dan pintar-pintarnya memilih investasi dan jangan asal mendadak ingin kaya.
“Jadi nanfsu ingin dapat untung besar tetapi tingkat analisisnya kurang. Orang seperti ini menjadi peluang bisnis bagi pelaku investasi bodong. Lha untuk meyakinkan nasabah maka pelaku mengiming imingi atau memberi harapan besar pada keuntungan besar,” jelas Wakil Rektor Unimus ini.
(nth)
tulis komentar anda