Kasus COVID-19 di Jatim Naik, BI Tetap Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai
Selasa, 08 Februari 2022 - 16:22 WIB
SURABAYA - Kasus COVID-19 varian omicron di Jawa Timur (Jatim) belakangan mengalami kenaikan. Bahkan Pemprov Jatim sudah menyiapkan sejumlah tempat isolasi terpusat (isoter) guna menampung pasien COVID-19 bergejala ringan dan sedang.
Data Satgas COVID-19 Jatim mencatat per Senin (7/2/2022), jumlah kasus COVID-19 secara kumulatif telah mencapai 412.988 kasus. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 1.339 kasus baru dan pada 6 Februari bertambah sebanyak 2.218 kasus baru. Dari jumlah kasus kumulatif sejak awal pandemi, sebanyak 377.139 orang telah sembuh atau bertambah 1.310 orang, dan sebanyak 29.797 orang telah meninggal dunia atau bertambah 5 orang.
Baca juga: Gubernur Khofifah Ungkap Dugaan Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng di Jawa Timur
Meski kasus COVID-19 melonjak, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim optimistis pertumbuhan ekonomi di akhir 2022 bisa mencapai target, yakni 5 hingga 5,8 persen. Diketahui, selama tahun 2022, ekonomi Jatim mampu tumbuh hingga di angka 3,57 persen.
“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, pemerintah akan mengupayakan beberapa sumber-sumber pertumbuhan yang ada,” kata Kepala KPBI Jatim, Budi Hanoto, Selasa (8/7/2022).
Diantaranya, lanjut dia, dari sektor manufaktur yang masih memiliki demand tinggi di pasar luar negeri, serta sektor konstruksi juga akan naik. Sebab, beberapa program pemerintah tahun lalu ada yang tertunda dan bakal dilanjutkan kembali tahun ini.
“Omicron memang tidak bisa dipandang enteng, tapi sepanjang masyarakat menjaga protokol kesehatan dengan baik, kegiatan ekonomi jalan dan target ekonomi bisa tercapai,” ujarnya.
Dia menambahkan, selain sektor manufaktur dan konstruksi, sumber pertumbuhan lain yang bisa dioptimalkan adalah sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Kami akan terus mendorong sektor UMKM dengan berbagai program. Kami juga akan mengoptimalkan sektor ekonomi kreatif seperti game atau animasi,” tandasnya.
Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, ekonomi Jatim selama triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 4,59 persen dibanding triwulan IV-2020 (y-on-y). Delapan lapangan usaha yang dominan mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali Pertambangan dan Penggalian.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Konstruksi sebesar 9,91 persen dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 8,62 persen. Sementara itu, Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,42 persen.
Perekonomian Jatim Tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.454,50 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp1.669,12 triliun. Struktur PDRB Jatim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan IV 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti.
Data Satgas COVID-19 Jatim mencatat per Senin (7/2/2022), jumlah kasus COVID-19 secara kumulatif telah mencapai 412.988 kasus. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 1.339 kasus baru dan pada 6 Februari bertambah sebanyak 2.218 kasus baru. Dari jumlah kasus kumulatif sejak awal pandemi, sebanyak 377.139 orang telah sembuh atau bertambah 1.310 orang, dan sebanyak 29.797 orang telah meninggal dunia atau bertambah 5 orang.
Baca juga: Gubernur Khofifah Ungkap Dugaan Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng di Jawa Timur
Meski kasus COVID-19 melonjak, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim optimistis pertumbuhan ekonomi di akhir 2022 bisa mencapai target, yakni 5 hingga 5,8 persen. Diketahui, selama tahun 2022, ekonomi Jatim mampu tumbuh hingga di angka 3,57 persen.
“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, pemerintah akan mengupayakan beberapa sumber-sumber pertumbuhan yang ada,” kata Kepala KPBI Jatim, Budi Hanoto, Selasa (8/7/2022).
Diantaranya, lanjut dia, dari sektor manufaktur yang masih memiliki demand tinggi di pasar luar negeri, serta sektor konstruksi juga akan naik. Sebab, beberapa program pemerintah tahun lalu ada yang tertunda dan bakal dilanjutkan kembali tahun ini.
“Omicron memang tidak bisa dipandang enteng, tapi sepanjang masyarakat menjaga protokol kesehatan dengan baik, kegiatan ekonomi jalan dan target ekonomi bisa tercapai,” ujarnya.
Dia menambahkan, selain sektor manufaktur dan konstruksi, sumber pertumbuhan lain yang bisa dioptimalkan adalah sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Kami akan terus mendorong sektor UMKM dengan berbagai program. Kami juga akan mengoptimalkan sektor ekonomi kreatif seperti game atau animasi,” tandasnya.
Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, ekonomi Jatim selama triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 4,59 persen dibanding triwulan IV-2020 (y-on-y). Delapan lapangan usaha yang dominan mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali Pertambangan dan Penggalian.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Konstruksi sebesar 9,91 persen dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 8,62 persen. Sementara itu, Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,42 persen.
Perekonomian Jatim Tahun 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.454,50 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp1.669,12 triliun. Struktur PDRB Jatim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan IV 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti.
(msd)
tulis komentar anda