IDI Rekomendasi Sekolah di Makassar Terapkan Pembelajaran Secara Hybrid
Jum'at, 04 Februari 2022 - 18:21 WIB
MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia meminta pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Makassar, segera digelar secara hybrid metode daring jika kasus Covid-19 terus mengalami lonjakan.
Humas IDI Kota Makassar Wahyudi Muchsin mengatakan, pemerintah harus belajar dari pengalaman, apalagi anak-anak disebut menjadi kalangan rentan.
"PTM langsung ini harus dievaluasi bahwa sudah harus dipikirkan kembali online sambil tunggu kondisi stabil, bisa dibuat on off kan hybrid," lanjutnya.
Dirinya juga meminta agar 3 T kembali dimasifkan di seluruh sektor sebagai bentuk mitigasi penularan Covid-19 yang kini mulai meningkat.
Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar Yeni Rahman menilai opsi pembatasan semestinya diberlakukan saat situasi sangat genting.
Alasannya, pembelajaran daring dianggap kurang efektif, terlebih banyak pembelajaran anak-anak yang tertinggal. "Makanya kalau online itu anak-anak kurang terkontrol," ujarnya.
Kalaupun terpaksa diterapkan, maka peran orang tua harus lebih intens dalam mengawasi pembelajaran anaknya.
Pasalnya orang tua saat ini dinilai telah jenuh dan hal ini akan berlanjut jika kembali diberlakukan.
"Sebenarnya harus dipahami juga bahwa sekolah ini bukan satu-satunya wahana dalam menuntut ilmu, jadi kalauada situasi tidak seperti biasanya memang semua harus siap," tandasnya.
Humas IDI Kota Makassar Wahyudi Muchsin mengatakan, pemerintah harus belajar dari pengalaman, apalagi anak-anak disebut menjadi kalangan rentan.
"PTM langsung ini harus dievaluasi bahwa sudah harus dipikirkan kembali online sambil tunggu kondisi stabil, bisa dibuat on off kan hybrid," lanjutnya.
Dirinya juga meminta agar 3 T kembali dimasifkan di seluruh sektor sebagai bentuk mitigasi penularan Covid-19 yang kini mulai meningkat.
Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar Yeni Rahman menilai opsi pembatasan semestinya diberlakukan saat situasi sangat genting.
Alasannya, pembelajaran daring dianggap kurang efektif, terlebih banyak pembelajaran anak-anak yang tertinggal. "Makanya kalau online itu anak-anak kurang terkontrol," ujarnya.
Kalaupun terpaksa diterapkan, maka peran orang tua harus lebih intens dalam mengawasi pembelajaran anaknya.
Pasalnya orang tua saat ini dinilai telah jenuh dan hal ini akan berlanjut jika kembali diberlakukan.
"Sebenarnya harus dipahami juga bahwa sekolah ini bukan satu-satunya wahana dalam menuntut ilmu, jadi kalauada situasi tidak seperti biasanya memang semua harus siap," tandasnya.
(agn)
tulis komentar anda