Dinas Kesehatan Luwu Diduga Lepas Tangan Kasus Magrifah
Kamis, 13 Januari 2022 - 21:03 WIB
Dirinya berharap proses vaksinasi di Luwu dikontrol baik-baik. Karena sesuai dialaminya, proses pemberian vaksin, petugas tidak mengindahkan warga yang menderita penyakit tertentu seperti adanya penyakit jantung.
"Harusnya ada screaning sebelum vaksin, kenyataannya tidak ada pemeriksaan penyakit, hanya tensi darah. Memang saat saya vaksin tidak ada dokter di sana. Ini yang menurut saya keliru dan perlu menjadi perhatian pemerintah. Jangan sampai ada korban lain lagi," ujarnya.
Kejanggalan lainnya kata Magrifah adalah jenis vaksin yang disuntikkan kepadanya adalah moderna sementara yang tertera di kartu vaksin adalah Sinovac.
"Saya disuntik vaksin moderna, ini kan keras harusnya pasien jantung tidak diberikan moderna pada vaksin pertama. Anehnya lagi, yang tertulis di surat vaksin adalah vaksin sinovac. Bukan hanya itu, tanggal saya vaksin 18 Desember namun tertulis di surat vaksin 25 Desember. Ini semua yang mesti dievaluasi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Rosnawary Basir mengatakan kasus ini diluar sepengetahuan nya. Namun demikian, informasi yang diperoleh KORAN SINDO, kasus yang dialami Magrifah, telah dibahas oleh Tim Vaksin Satgas Covid-19 Kabupaten Luwu, beberapa waktu lalu, sebelum kasus ini mencuat ke publik.
Ia membantah jika proses vaksinasi di Luwu tidak sesuai prosedur. Dirinya memastikan seluruh warga yang mendapat suntikan vaksin telah melalui screaning terlebih dahulu.
"Kami sudah sesuai prosedur, dan terkait vaksinasi sudah melalui penanganan Satgas Covid-19 yang didalamnya ada semua elemen TNI, Polri dan Dinkes," tegasnya.
"Melalui kesempatan ini, yang ingin saya sampaikan terimakasih kepada Pak Kapolsek Bua, yang sudah mendampingi saya dari Puskesmas Bua sampai RSU Sitti Madyang. Betul dia bilang ke saya untuk tidak media kan kasus saya, menurut menurut saya, itu bahasa keluarga. Beliau cukup memperhatikan kondisi saya selama ini," kuncinya.
"Harusnya ada screaning sebelum vaksin, kenyataannya tidak ada pemeriksaan penyakit, hanya tensi darah. Memang saat saya vaksin tidak ada dokter di sana. Ini yang menurut saya keliru dan perlu menjadi perhatian pemerintah. Jangan sampai ada korban lain lagi," ujarnya.
Kejanggalan lainnya kata Magrifah adalah jenis vaksin yang disuntikkan kepadanya adalah moderna sementara yang tertera di kartu vaksin adalah Sinovac.
"Saya disuntik vaksin moderna, ini kan keras harusnya pasien jantung tidak diberikan moderna pada vaksin pertama. Anehnya lagi, yang tertulis di surat vaksin adalah vaksin sinovac. Bukan hanya itu, tanggal saya vaksin 18 Desember namun tertulis di surat vaksin 25 Desember. Ini semua yang mesti dievaluasi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Rosnawary Basir mengatakan kasus ini diluar sepengetahuan nya. Namun demikian, informasi yang diperoleh KORAN SINDO, kasus yang dialami Magrifah, telah dibahas oleh Tim Vaksin Satgas Covid-19 Kabupaten Luwu, beberapa waktu lalu, sebelum kasus ini mencuat ke publik.
Ia membantah jika proses vaksinasi di Luwu tidak sesuai prosedur. Dirinya memastikan seluruh warga yang mendapat suntikan vaksin telah melalui screaning terlebih dahulu.
"Kami sudah sesuai prosedur, dan terkait vaksinasi sudah melalui penanganan Satgas Covid-19 yang didalamnya ada semua elemen TNI, Polri dan Dinkes," tegasnya.
"Melalui kesempatan ini, yang ingin saya sampaikan terimakasih kepada Pak Kapolsek Bua, yang sudah mendampingi saya dari Puskesmas Bua sampai RSU Sitti Madyang. Betul dia bilang ke saya untuk tidak media kan kasus saya, menurut menurut saya, itu bahasa keluarga. Beliau cukup memperhatikan kondisi saya selama ini," kuncinya.
(agn)
tulis komentar anda