Penguatan Toleransi dan Moderasi Beragama Jadi Prioritas Cegah Intoleransi

Sabtu, 08 Januari 2022 - 04:15 WIB
"Saya rasa yang pertama, yaitu perlu ditegakkan regulasi di mana hukum menjadi supremasi. Jadi kalau ada kasus intoleransi yang tidak sesuai dengan UUD 45 dan Pancasila itu harus diproses dan ditindak," ujarnya.

Kedua, penyelesaian melalui musyawarah mufakakat, dialog, saling pengertian dan memahami yang mendorong kesadaran untuk kembali menjadi saudara sebangsa dan setanah air.

"Dengan kesadaran tersebut, akan terbangun kehidupan yang guyub, rukun serta masyarakat dapat meluapkan aksi bela rasa yang lemah dan tersisih, juga menyadari nilai kemanusiaannya," kata pria yang aktif di berbagai dialog antarumat beragama dan kajian-kajian lainnya di Indonesia ini.

Alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini juga memandang pentingnya moderasi beragama sebagai jembatan nilai-nilai toleransi. Apalagi moderasi beragama sudah bukan hal baru bagi bangsa ini.

"Moderasi itu sudah tidak asing bagi bangsa Indonesia. Dari moderasi akan menghasilkan umat yang toleran terhadap perbedaan. Moderasi juga menjadi bagian dari ekspresi dari cara berbicara bangsa Indoensia untuk hidup berdampingan," jelas salah satu pendiri Pergerakan Manusia Merdeka bersama alm KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Selain itu, perlu program dan upaya yang simultan untuk memaksimalkan program pemerintah terkait moderasi beragama untuk membangun budaya toleransi di tengah masyarakat. Strategi percepatan moderasi beragama dapat dimulai dari lingkup pendidikan.

"Melalui pendidikan, Ini dimulai dari pendidikan keluarga yang mana kita mengenalkan bahwa perbedaan itu indah, dan dikenalkan bahwa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Lalu juga melalui pendidikan di sekolah," ujar Romo Benny

Kedua, memaksimalkan potensi dunia digital, yang menurutnya dapat dilakukan dengan cara memperbanyak konten moderasi dan praktik kehidupan beragama serta konten dalam konteks budaya dan Pancasila.

"Sehingga (melalui konten digital), banyak memperkenalkan indahnya keragaman, kerjasama, kolaborasi meskipun berbeda bisa hidup rukun. Banyak praktek positif di berbagai daerah Indonesia yang bisa diangkat," ungkap pria yang juga Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideology Pancasila (BPIP) ini.

Terakhir, Romo Benny juga menyampaikan pentingnya dukungan dan peran dari para tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk ikut bergerak mendorong percepatan moderasi beragama di Indonesia untuk mewujudkan 2022 sebagai tahun toleransi dan moderasi beragama.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content