Hasil Swab Driver Ojol Korban Penjambretan Positif COVID-19

Rabu, 10 Juni 2020 - 14:41 WIB
Ketua Gugus Tugas Kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
SURABAYA - Seorang pengemudi ojek online (ojol) Daru Ardia (40) tewas usai dijambret pada Kamis (4/6/2020) lalu. Perempuan itu menjadi korban penjambretan di Kawasan Darmo Harapan, Sukomanunggal, Kota Surabaya.

(Baca juga: Ini Saran Dokter Cantik Reisa untuk Penggunaan Masker Kain )

Dia ditemukan warga tergeletak bersimbah darah tak sadarkan diri, dengan bagian kepala wanita nampak mengucurkan darah. Korban dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Surabaya untuk mendapatkan penanganan medis. Namun kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo. Sampai akhirnya korban meninggal pada Minggu (7/6/2020) siang.

Saat itu, puluhan rekannya sesama driver ojek online memadati kamar mayat rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut. Sebelum meninggal, wanita itu mengalami patah tulang karena kecelakaan.

Bahkan, sempat beredar video puluhan pengemudi ojek online (ojol) mendatangi RSUD dr Soetomo, Mereka meminta agar pihak rumah sakit mengizinkan jenazah rekannya bisa dibawa pulang untuk dimakamkan.



(Baca juga: Bertemu Ketua Umum PSSI, Ini Program Indra Sjafri untuk Timnas )

"Yang bersangkutan menurut hasil swab PCR dinyatakan positif COVID-19. Hasil swabnya baru diketahui setelah meninggal. Hasil swab positif," kata Direktur Utama (Dirut)RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, Rabu (10/6/2020).

Dia mengatakan, pasien ini merupakan rujukan dari salahsatu rumah sakit swasta di Surabaya. Sebelum dipindahkan di RSUD dr Soetomo,tim medis di rumah sakit swasta menemukan gejala mirip virus corona dengan menerapkan deteksi menggunakan CT-Scan.

"Ditemukan ada gambaran bercak putih yang biasa disebut sebagai ground glass opacity di paru-parunya. Tim medis meyakini ada gejala yang mirip pada penderita virus SARS CoV-2. Pasien lantas dirujuk ke RSUD dr Soetomo," imbuhnya.

(Baca juga: Tak Terima Dinyatakan COVID-19, Keluarga Jemput Paksa Jenazah )

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim ini mengakui, pasien ini sempat dilakukan rapid test dan hasilnya non reaktif. Namun karena ada gejala hasil dari CT-scan, pemeriksaan secara swab PCR dilakukan. Hanya saja, sebelum hasil swab keluar, pengemudi ojol itu meninggal.

"Karena itu, saya mengingatkan kepada masyarakat bahwa hasil rapid test tidak bisa dianggap sebagai diagnosis. Hasil non reaktif belum keputusan final," terangnya.
(eyt)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More