Pikiran Negatif Dinilai Dapat Memicu Penyakit Demensia
Rabu, 10 Juni 2020 - 14:26 WIB
PALEMBANG - Anda yang sering khawatir pada segala hal atau suka menyimpan pikiran negatif, sebaiknya tinggalkan kebiasaan itu segera.
Sebab, sebuah studi terbaru telah mengungkap keterkaitan antara pikiran negatif dengan alzheimer, jenis penyakit demensia yang paling umum terjadi di masyarakat.
Studi yang dilakukan oleh peneliti di University College London menemukan bahwa berpikir negatif secara terus-menerus dapat menyebabkan penurunan fungsi otak (kognitif) serta membuat gumpalan dua protein berbahaya yang bisa menyebabkan alzheimer.
"Kami menemukan bahwa berpikir negatif berulang-ulang bisa menjadi faktor risiko baru untuk demensia," tandas Dr. Natalie Marchant, psikiater dan peneliti senior di Departemen Kesehatan Mental University College London yang juga menjadi penulis dalam studi ini.
Perilaku yang mengarah pada pikiran negatif seperti perenungan tentang masa lalu ataupun kekhawatiran akan masa depan diukur terhadap lebih dari 350 orang di atas usia 55 tahun selama periode dua tahun.
Sekitar sepertiga dari ratusan orang tersebut juga menjalani pemindaian otak PET (positron emission tomography) untuk mengukur endapan protein di dalam otak -bernama tau dan beta amiloid- yang diketahui bisa menyebabkan penyakit alzheimer.
Pemindaian menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir negatif memiliki lebih banyak penumpukan tau dan beta amiloid, memori yang lebih buruk, serta penurunan fungsi otak yang lebih besar selama periode empat tahun dibandingkan dengan mereka yang bukan termasuk kalangan orang pesimistis.
Mengutip laman CNN, disebutkan bahwa studi tersebut juga menguji tingkat kecemasan dan depresi serta menemukan penurunan kognitif yang lebih besar pada orang yang depresi ataupun cemas.
Tetapi, deposit protein tau dan amiloid tidak meningkat pada orang yang sudah tertekan dan cemas.
Sebab, sebuah studi terbaru telah mengungkap keterkaitan antara pikiran negatif dengan alzheimer, jenis penyakit demensia yang paling umum terjadi di masyarakat.
Studi yang dilakukan oleh peneliti di University College London menemukan bahwa berpikir negatif secara terus-menerus dapat menyebabkan penurunan fungsi otak (kognitif) serta membuat gumpalan dua protein berbahaya yang bisa menyebabkan alzheimer.
"Kami menemukan bahwa berpikir negatif berulang-ulang bisa menjadi faktor risiko baru untuk demensia," tandas Dr. Natalie Marchant, psikiater dan peneliti senior di Departemen Kesehatan Mental University College London yang juga menjadi penulis dalam studi ini.
Perilaku yang mengarah pada pikiran negatif seperti perenungan tentang masa lalu ataupun kekhawatiran akan masa depan diukur terhadap lebih dari 350 orang di atas usia 55 tahun selama periode dua tahun.
Sekitar sepertiga dari ratusan orang tersebut juga menjalani pemindaian otak PET (positron emission tomography) untuk mengukur endapan protein di dalam otak -bernama tau dan beta amiloid- yang diketahui bisa menyebabkan penyakit alzheimer.
Pemindaian menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir negatif memiliki lebih banyak penumpukan tau dan beta amiloid, memori yang lebih buruk, serta penurunan fungsi otak yang lebih besar selama periode empat tahun dibandingkan dengan mereka yang bukan termasuk kalangan orang pesimistis.
Mengutip laman CNN, disebutkan bahwa studi tersebut juga menguji tingkat kecemasan dan depresi serta menemukan penurunan kognitif yang lebih besar pada orang yang depresi ataupun cemas.
Tetapi, deposit protein tau dan amiloid tidak meningkat pada orang yang sudah tertekan dan cemas.
tulis komentar anda