Jembatan Jembalas Swadaya Warga KKB Jadi Fenomena Bisnis Menggiurkan
Minggu, 02 Januari 2022 - 07:06 WIB
BANDUNG BARAT - Keberadaan genangan Waduk Saguling yang airnya bersumber dari Sungai Citarum menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terendam.
Kondisi itu tentunya membuat aksesibilitas warga menjadi terhambat. Sebab jika sebelumnya mereka bebas beraktivitas, namun ketika ada genangan air maka harus mengambil jalan memutar atau melewati jembatan penyebrangan.
Baca juga: Data Akhir Tahun, Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 di KBB Sisakan 2 Orang
Sehingga tidak sedikit bermunculan bisnis jembatan kayu yang digagas oleh warga setempat untuk memudahkan akses masyarakat. Sebab bisnis tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan besar.
Beberapa jembatan kayu yang ada di wilayah KBB seperti jembatan Jubang, yang menghubungkan Kampung Cibacang dengan Kota Baru Parahyangan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang. Jembatan Sasak Bodas di Cangkorah-Seketando, dan jembatan Surapatin di Batujajar-Surapatin.
Baca juga: Liburan Berujung Duka, Bocah 6 Tahun Tewas Kesetrum Listrik saat Berwisata ke Water Park
Yang terbaru, yakni Jembatan Jembalas yang menghubungkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas. Jembatan kayu yang didominasi warna biru tersebut baru diresmikan sekitar satu bulan yang lalu.
Pengelola sekaligus pemilik Jembatan Jembalas, Cecep Sumanta mengatakan, pembangunan jembatan kayu tersebut dilakukan selama 40 hari sejak 10 November hingga 18 Desember 2021. Keberadaannya membuat kawasan sekitar yang asalnya sepi jadi ramai.
"Jembatan ini saya bangun dengan biaya sekitar Rp1 miliar, tujuannya untuk mempermudah akses warga dan membangkitkan kembali supaya daerah ini hidup," tuturnya, Sabtu (1/1/2022).
Adanya jembatan ini maka warga dari Batujajar yang mau ke Cihampelas jadi lebih cepat ketimbang melewati jalan raya. Bagi pengendara motor yang melintas membayar Rp3 ribu, sedangkan pengguna sepeda dan pejalan kaki membayar Rp2 ribu.
Antusias warga yang melintasi jembatan ini sangat tinggi. Terlihat dengan banyaknya pengendara motor yang setiap harinya bisa mencapai 1.000 pengendara, padahal jembatan itu masih baru. Jembatan Jembalas memiliki panjang 540 meter dan lebar 2,5 meter dan posisinya naik turun.
"Insya Allah aman karena perawatan dilakukan secara berkala. Terus kami juga sambil beramal, setiap Jumat selama satu jam yang lewat digratiskan," kata Cecep yang menyebutkan mempekerjakan tujuh warga termasuk petugas karcis untuk menjaga jembatannya.
Kondisi itu tentunya membuat aksesibilitas warga menjadi terhambat. Sebab jika sebelumnya mereka bebas beraktivitas, namun ketika ada genangan air maka harus mengambil jalan memutar atau melewati jembatan penyebrangan.
Baca juga: Data Akhir Tahun, Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 di KBB Sisakan 2 Orang
Sehingga tidak sedikit bermunculan bisnis jembatan kayu yang digagas oleh warga setempat untuk memudahkan akses masyarakat. Sebab bisnis tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan besar.
Beberapa jembatan kayu yang ada di wilayah KBB seperti jembatan Jubang, yang menghubungkan Kampung Cibacang dengan Kota Baru Parahyangan, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang. Jembatan Sasak Bodas di Cangkorah-Seketando, dan jembatan Surapatin di Batujajar-Surapatin.
Baca juga: Liburan Berujung Duka, Bocah 6 Tahun Tewas Kesetrum Listrik saat Berwisata ke Water Park
Yang terbaru, yakni Jembatan Jembalas yang menghubungkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas. Jembatan kayu yang didominasi warna biru tersebut baru diresmikan sekitar satu bulan yang lalu.
Pengelola sekaligus pemilik Jembatan Jembalas, Cecep Sumanta mengatakan, pembangunan jembatan kayu tersebut dilakukan selama 40 hari sejak 10 November hingga 18 Desember 2021. Keberadaannya membuat kawasan sekitar yang asalnya sepi jadi ramai.
"Jembatan ini saya bangun dengan biaya sekitar Rp1 miliar, tujuannya untuk mempermudah akses warga dan membangkitkan kembali supaya daerah ini hidup," tuturnya, Sabtu (1/1/2022).
Adanya jembatan ini maka warga dari Batujajar yang mau ke Cihampelas jadi lebih cepat ketimbang melewati jalan raya. Bagi pengendara motor yang melintas membayar Rp3 ribu, sedangkan pengguna sepeda dan pejalan kaki membayar Rp2 ribu.
Antusias warga yang melintasi jembatan ini sangat tinggi. Terlihat dengan banyaknya pengendara motor yang setiap harinya bisa mencapai 1.000 pengendara, padahal jembatan itu masih baru. Jembatan Jembalas memiliki panjang 540 meter dan lebar 2,5 meter dan posisinya naik turun.
"Insya Allah aman karena perawatan dilakukan secara berkala. Terus kami juga sambil beramal, setiap Jumat selama satu jam yang lewat digratiskan," kata Cecep yang menyebutkan mempekerjakan tujuh warga termasuk petugas karcis untuk menjaga jembatannya.
(msd)
tulis komentar anda