Tahun 2022, PTPN X Fokus Perluasan Lahan dan Perawatan Pabrik
Sabtu, 01 Januari 2022 - 11:18 WIB
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di tahun 2022, baik di sisi on farm maupun off farm. Di sisi on farm, PTPN X fokus pada perluasan dan pengelolaan tebu sendiri (TS). Sedangkan di sisi off farm¸ perbaikan dan perawatan pabrik akan dilakukan dengan lebih optimal.
Pada musim giling tahun 2022, produsen gula dan tembakau itu dihadapkan pada tantangan pasok Bahan Baku Tebu (BBT). Fokus utama dalam menjaga keajegan pasok BBT ini adalah dengan melakukan perluasan TS melalui program agroforestry.
Program Agroforestry ini bekerjasama dengan Perum Perhutani terkait pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan budidaya tanaman tebu. "Ada penambahan lahan TS seluas 422 hektare melalui Program Agroforestry," kata Direktur PTPN X, Tuhu Bangun, Sabtu (1/1/2021).
Selain Agroforestry, PTPN X juga melakukan kerjasama dengan sesama PTPN dan pihak lain melalui kerjasama usaha dan sewa lahan. Dimana juga ada penambahan lahan TS seluas 535 hektare. Artinya, total penambahan lahan TS di tahun 2021 sejumlah 957 hektare.
“Penambahan luasan TS ini tentunya akan berdampak pada peningkatan pasok BBT ke pabrik gula. Penambahan pasok BBT dari program Agroforestry, kerjasama usaha, dan sewa lahan tersebut sejumlah 82.584 ton tebu,” jelas Tuhu Bangun.
Dia menambahkan, pengelolaan Tebu Rakyat (TR) juga akan dilakukan lebih optimal. Yakni melalui peningkatan engagement dengan petani tebu binaan. Harapannya, engagement yang terjalin dengan baik dapat meningkatkan kepercayaan petani untuk dapat menggilingkan tebunya ke pabrik gula PTPN X."Pada sisi off farm, perbaikan dan perawatan pabrik akan lebih ditingkatkan untuk menjaga kelancaran proses giling," ujarnya.
Menurutnya, kelancaran proses giling ini berdampak pada pengurangan jam berhenti dan penurunan penggunaan bahan bakar alternatif. Sehingga biaya akan lebih efisien. Selain itu, PTPN X juga memiliki Nusantara Maintenance Facilities (NMF) yang merupakan workshop untuk perawatan dan pemenuhan sparepart pabrik gula.
Adanya NMF membuat PTPN X dapat melakukan beberapa perbaikan di pabrik gula secara mandiri, yang tentunya berdampak pada penurunan biaya perbaikan.
“Tahun 2021 ini, ada peningkatan jumlah tebu digiling sebesar 6 persen dengan produktivitas 80,9 ton per hektare. Kami lebih siap menghadapi tantangan di tahun 2022, sehingga segala target dapat tercapai dengan optimal,” tegas Tuhu Bangun.
Pada musim giling tahun 2022, produsen gula dan tembakau itu dihadapkan pada tantangan pasok Bahan Baku Tebu (BBT). Fokus utama dalam menjaga keajegan pasok BBT ini adalah dengan melakukan perluasan TS melalui program agroforestry.
Program Agroforestry ini bekerjasama dengan Perum Perhutani terkait pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan budidaya tanaman tebu. "Ada penambahan lahan TS seluas 422 hektare melalui Program Agroforestry," kata Direktur PTPN X, Tuhu Bangun, Sabtu (1/1/2021).
Selain Agroforestry, PTPN X juga melakukan kerjasama dengan sesama PTPN dan pihak lain melalui kerjasama usaha dan sewa lahan. Dimana juga ada penambahan lahan TS seluas 535 hektare. Artinya, total penambahan lahan TS di tahun 2021 sejumlah 957 hektare.
“Penambahan luasan TS ini tentunya akan berdampak pada peningkatan pasok BBT ke pabrik gula. Penambahan pasok BBT dari program Agroforestry, kerjasama usaha, dan sewa lahan tersebut sejumlah 82.584 ton tebu,” jelas Tuhu Bangun.
Dia menambahkan, pengelolaan Tebu Rakyat (TR) juga akan dilakukan lebih optimal. Yakni melalui peningkatan engagement dengan petani tebu binaan. Harapannya, engagement yang terjalin dengan baik dapat meningkatkan kepercayaan petani untuk dapat menggilingkan tebunya ke pabrik gula PTPN X."Pada sisi off farm, perbaikan dan perawatan pabrik akan lebih ditingkatkan untuk menjaga kelancaran proses giling," ujarnya.
Menurutnya, kelancaran proses giling ini berdampak pada pengurangan jam berhenti dan penurunan penggunaan bahan bakar alternatif. Sehingga biaya akan lebih efisien. Selain itu, PTPN X juga memiliki Nusantara Maintenance Facilities (NMF) yang merupakan workshop untuk perawatan dan pemenuhan sparepart pabrik gula.
Adanya NMF membuat PTPN X dapat melakukan beberapa perbaikan di pabrik gula secara mandiri, yang tentunya berdampak pada penurunan biaya perbaikan.
“Tahun 2021 ini, ada peningkatan jumlah tebu digiling sebesar 6 persen dengan produktivitas 80,9 ton per hektare. Kami lebih siap menghadapi tantangan di tahun 2022, sehingga segala target dapat tercapai dengan optimal,” tegas Tuhu Bangun.
(don)
tulis komentar anda