Pemprov Jawa Timur Siapkan Strategi Kendalikan Inflasi

Rabu, 29 Desember 2021 - 08:35 WIB
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto bersama Gubernur Jatim saat menghadiri acara Refleksi Akhir Tahun di Kantor BI Jatim secara hybrid bersama seluruh kepala daerah di Jatim.Foto/ist
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh kepala daerah di Jatim untuk memperkuat sinergitas bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga inflasi . Hingga Nopember 2021, inflasi di Jatim masih terjaga di angka 2,23 persen.

Hal itu disampaikan Khofifah saat menghadiri pertemuan refleksi akhir tahun 2021 yang digelar Bank Indonesia (BI) 2021 di ruang Singosari lantai 5 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Jalan Pahlawan Surabaya, Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Antisipasi Omicron Masuk Jatim, Pemprov Siapkan Isoter Bagi PMI



Menurut Khofifah, ada sejumlah strategi yang mampu menjaga inflasi. Diantaranya, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif. "Kami juga minta agar kepala daerah bisa mengendalikan harga bahan pokok di daerahnya masing-masing, terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru ini,” katanya.

Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, dengan memperkuat sinergitas kepala daerah dan TPID, harga bahan pokok di Jatim bisa dikendalikan dengan mengisi aktif sistem informasi ketersedian dan perkembangan harga bahan Pokok (Siskaperbapo).

"Disperindag harus terus aktif memantau Siskaperbaponya. Begitu juga dengan distribusi bahan pokok terus dilakukan komunikasi dan pemantauan agar stok ketersedian bahan pokok bisa dikendalikan,” ujarnya.

Khofifah menambahkan, banyak hal yang bisa menjadi pendorong ekonomi Jatim bisa bangkit. Salah satunya dengan memberikan ruang pengembangan industri kreatifitas di Jatim. Dimana industri kreatif di Jatim, terdapat SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Baca juga: 5 Kisah Cinta Tragis Berujung Maut, Nomor 4 Paling Menggemparkan

"Saat ini, SMK BLUD di Jatim bisa menghasilkan capain market yang luar biasa. Ada siswa SMK dari Lamongan, dan Situbondo sudah bisa memberikan pekerjaan kepada masyarakat sekitarnya," terangnya.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Jatim, Budi Hanoto mengatakan, di tahun 2021 ini ekonomi di Jatim mulai bertumbuh dengan baik. Hal ini ditandai dengan inflasi yang sebesar 2,23 persen. "Ekonomi Jatim juga mulai tumbuh. Dimana hingga akhir tahun ini diprediksi ekonomi Jatim tumbuh 3,23 persen. Memang lebih rendah dari nasional namun masih tetap bisa melaju dengan baik," katanya.

Budi optimistis tahun depan ekonomi Jatim kembali pulih. Hal ini didorong pandemi yang semakin dikendalikan. Program vaksinasi juga berjalan dengan optimal. Bahkan saat ini vaksinasi sudah menyasar anak usia 6-11 tahun hingga program vaksin booster untuk kaum rentan. Pemerintah juga sudah memberi sejumlah kelonggaran masyarakat dalam beraktivitas.

"Namun tantangannya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kemudian harga bahan baku global seperti CPO dan migas diperkirakan masih tinggi tahun depan," tandasnya
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content