Hati-hati, Jalan Nasional di Sukajaya Penuh Tanah Galian C
Selasa, 09 Juni 2020 - 14:50 WIB
PURWAKARTA - Hati-hati melintas jalur arteri Purwakarta-Padalarang, menyusul aktivitas ratusan truk bermuatan tanah merah yang kembali beroperasi sejak seminggu terakhir di wilayah Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta , Jawa Barat.
Tidak hanya menimbulkan kemacetan, aktivitas galian itu pun membuat jalan dipenuhi tanah merah yang jatuh dari puluhan truk pengangkut. Tak ayal, jalanan menjadi berdebu saat terkena panas matahari dan sebaliknya menjadi licin ketika hujan turun. Kondisi ini sangat membahayakan bagi pengguna jalan, terutama sepeda motor.
(Baca: Insiden Tungku Meledak, PT ITFA Siap Bertanggung Jawab Terhadap Korban)
Dari pantauan SINDOnews di lapangan, tak tampak ada aparat, baik polisi atau petugas Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas truk yang begitu padat. Hanya terlihat sekelompok pemuda yang berjaga, sembari sesekali membersihkan jalan dari tanah merah yang menempel di ban truk.
"Ooh ini ya yang buat macet. Kok dibiarin sih. Emang pemerintah dan aparatnya ke mana," cetus Didin, salah seorang pengguna jalan yang perjalanannya tergaggu di jalur arteri itu, Selasa (9/6/2020).
Tidak hanya penguna jalan yang mengeluh, aktivitas galian C yang sebelumnya dikabarkan sempat disegel dilakukan hingga mengganggu masyarakat setempat.
(Baca: Petugas Lapas Banceuy Gagalkan Penyelundupan Ganja 15,6 Gram)
Setidaknya hal itu terlihat dari banyaknya foto dan video aktivitas truk tersebut di media sosial. Di facebook dan twiter, rata-rata warganet meminta agar proyek dihentikan dengan alasan beragam. Ada yang mengeluh karena jalanan rusak, kotor seperti berdebu dan licin, ada juga yang tergaggu akibat bising.
Bahkan, dari salah satu video yang diunggah akun M Yasin, terlihat seorang perempuan paruh baya yang marah-marah sambil merekam aktivitas galian C tersebut. Dia tidak setuju ada proyek tersebut karena jalan di sekitar tempat tinggalnya rusak. Truk-truk besar yang parkir di sembarang tempat menggagu aktivitas warga sekitar.
Kepsen : Unggahan akun facebook M Yasin yang mempublikasikan aktivitas pertambangan tanah merah di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Foto/tangkapan layar facebook
Tidak hanya menimbulkan kemacetan, aktivitas galian itu pun membuat jalan dipenuhi tanah merah yang jatuh dari puluhan truk pengangkut. Tak ayal, jalanan menjadi berdebu saat terkena panas matahari dan sebaliknya menjadi licin ketika hujan turun. Kondisi ini sangat membahayakan bagi pengguna jalan, terutama sepeda motor.
(Baca: Insiden Tungku Meledak, PT ITFA Siap Bertanggung Jawab Terhadap Korban)
Dari pantauan SINDOnews di lapangan, tak tampak ada aparat, baik polisi atau petugas Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas truk yang begitu padat. Hanya terlihat sekelompok pemuda yang berjaga, sembari sesekali membersihkan jalan dari tanah merah yang menempel di ban truk.
"Ooh ini ya yang buat macet. Kok dibiarin sih. Emang pemerintah dan aparatnya ke mana," cetus Didin, salah seorang pengguna jalan yang perjalanannya tergaggu di jalur arteri itu, Selasa (9/6/2020).
Tidak hanya penguna jalan yang mengeluh, aktivitas galian C yang sebelumnya dikabarkan sempat disegel dilakukan hingga mengganggu masyarakat setempat.
(Baca: Petugas Lapas Banceuy Gagalkan Penyelundupan Ganja 15,6 Gram)
Setidaknya hal itu terlihat dari banyaknya foto dan video aktivitas truk tersebut di media sosial. Di facebook dan twiter, rata-rata warganet meminta agar proyek dihentikan dengan alasan beragam. Ada yang mengeluh karena jalanan rusak, kotor seperti berdebu dan licin, ada juga yang tergaggu akibat bising.
Bahkan, dari salah satu video yang diunggah akun M Yasin, terlihat seorang perempuan paruh baya yang marah-marah sambil merekam aktivitas galian C tersebut. Dia tidak setuju ada proyek tersebut karena jalan di sekitar tempat tinggalnya rusak. Truk-truk besar yang parkir di sembarang tempat menggagu aktivitas warga sekitar.
Kepsen : Unggahan akun facebook M Yasin yang mempublikasikan aktivitas pertambangan tanah merah di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Foto/tangkapan layar facebook
(muh)
tulis komentar anda