12.951 Ibu Hamil di Kabupaten Bekasi Selama Pandemi COVID-19
Selasa, 09 Juni 2020 - 11:54 WIB
BEKASI - Selama pandemi virus Corona atau COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mencatat ada sebanyak 12.951 ibu hamil. Data tersebut berdasarkan kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terhimpun sejak Maret hingga April.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti mengatakan, angka kehamilan tahun ini tercatat menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Ada penurunan sekitar 8,4% dibanding tahun lalu,” katanya, Selasa (9/6/2020).
Jadi menurut Sri, pandemi tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi. Dia menjelaskan, kunjungan pertama ibu hamil sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551 orang, sedangkan bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Pada Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.
"Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang, sedangkan dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil," ungkapnya. (Baca juga; 13 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Bebas COVID-19 )
Dinas Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi ini seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil. Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan puskesmas di kecamatan masing-masing terhadap ibu hamil dan bayi kategori risiko tinggi.
"Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon selular bekerja sama dengan ibu kader posyandu. Selain itu kami juga membuat WA (WhatsApp) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," ucapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supria Dinata mengatakan penurunan angka kehamilan disebabkan sejumlah faktor salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).Selain itu sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi COVID-19. (Baca juga; Memasuki New Normal, Angka Perkawinan di Cirebon Langsung Meningkat )
"Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa COVID-19. Karena jika bulan ini mulai program, akan ketahuan hamil pada dua bulan mendatang. Untuk data bulan Mei belum masuk. Paling bulan Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun," katanya.
Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti mengatakan, angka kehamilan tahun ini tercatat menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Ada penurunan sekitar 8,4% dibanding tahun lalu,” katanya, Selasa (9/6/2020).
Jadi menurut Sri, pandemi tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi. Dia menjelaskan, kunjungan pertama ibu hamil sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551 orang, sedangkan bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Pada Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.
"Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang, sedangkan dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil," ungkapnya. (Baca juga; 13 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Bebas COVID-19 )
Dinas Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi ini seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil. Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan puskesmas di kecamatan masing-masing terhadap ibu hamil dan bayi kategori risiko tinggi.
"Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon selular bekerja sama dengan ibu kader posyandu. Selain itu kami juga membuat WA (WhatsApp) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," ucapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supria Dinata mengatakan penurunan angka kehamilan disebabkan sejumlah faktor salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).Selain itu sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi COVID-19. (Baca juga; Memasuki New Normal, Angka Perkawinan di Cirebon Langsung Meningkat )
"Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa COVID-19. Karena jika bulan ini mulai program, akan ketahuan hamil pada dua bulan mendatang. Untuk data bulan Mei belum masuk. Paling bulan Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun," katanya.
Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.
(wib)
tulis komentar anda