Viral! Sosok Penjaga Perlintasan KA Hadang Pemotor yang Nekat Lintasi Rel
Rabu, 08 Desember 2021 - 14:13 WIB
MALANG - Penjaga perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Kabupaten Malang mendadak viral di media sosial. Aksi heroiknya menghentikan paksa pemotor yang nekat melintasi rel saat kereta api melintas diperbincangkan warganet.
Dia bernama Agus Suyitno, sehari-hari berjaga di Jalan Kuncoro, Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Lokasi itu merupakan perlintasan KA tanpa palang pintu yang kerap terjadi kecelakaan dan menewaskan banyak pengendara.
Baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Apalagi banyak pengendara yang kerap ceroboh dan mengabaikan peringatan rambu lalu lintas yang terpasang. Para pengendara ini kerap tak memperhatikan ada kereta api yang melintas saat menyeberangi rel kereta api.
Pak Yit, pria berusia 61 tahun ini terpanggil untuk berjaga di lokasi perlintasan kereta api karena ingin menolong sesama agar terhindar dari kecelakaan. Ia baru dua tahun berjaga di perlintasan kereta api, kebetulan ia bersama istrinya membuka warung kopi tak jauh dari perlintasan kereta api itu.
"Saya seharinya juga buka kopi disitu, sama istri. Jadi bisa jadi sambilan karena dekat lokasinya. Dan saya hafal jadwal kereta akan melintas," ungkap Pak Yit, ditemui pada Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Hari Kelima Pasca Erupsi Semeru, Ratusan Area Masih Terkubur Material Vulkanik
Dari sanalah ia akhirnya bergerak ingin menolong sesama. Apalagi pihak pemerintah desa menunjuk dirinya sebagai penjaga perlintasan kereta. "Bisa menolong sesama, karena disini sering kali terjadi kecelakaan. Karena tidak ada palang pintu," ucap Suyitno, ditemui di lokasi.
Dari tugasnya menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu ini ia diberikan upah Rp 5.000 setiap hari atau Rp 1.825.000 dalam setahun. Meski tak sebanding dengan yang ia dapatkan, namun Pak Yit ikhlas melakukannya demi menolong sesama.
Dia bernama Agus Suyitno, sehari-hari berjaga di Jalan Kuncoro, Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Lokasi itu merupakan perlintasan KA tanpa palang pintu yang kerap terjadi kecelakaan dan menewaskan banyak pengendara.
Baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Apalagi banyak pengendara yang kerap ceroboh dan mengabaikan peringatan rambu lalu lintas yang terpasang. Para pengendara ini kerap tak memperhatikan ada kereta api yang melintas saat menyeberangi rel kereta api.
Pak Yit, pria berusia 61 tahun ini terpanggil untuk berjaga di lokasi perlintasan kereta api karena ingin menolong sesama agar terhindar dari kecelakaan. Ia baru dua tahun berjaga di perlintasan kereta api, kebetulan ia bersama istrinya membuka warung kopi tak jauh dari perlintasan kereta api itu.
"Saya seharinya juga buka kopi disitu, sama istri. Jadi bisa jadi sambilan karena dekat lokasinya. Dan saya hafal jadwal kereta akan melintas," ungkap Pak Yit, ditemui pada Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Hari Kelima Pasca Erupsi Semeru, Ratusan Area Masih Terkubur Material Vulkanik
Dari sanalah ia akhirnya bergerak ingin menolong sesama. Apalagi pihak pemerintah desa menunjuk dirinya sebagai penjaga perlintasan kereta. "Bisa menolong sesama, karena disini sering kali terjadi kecelakaan. Karena tidak ada palang pintu," ucap Suyitno, ditemui di lokasi.
Dari tugasnya menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu ini ia diberikan upah Rp 5.000 setiap hari atau Rp 1.825.000 dalam setahun. Meski tak sebanding dengan yang ia dapatkan, namun Pak Yit ikhlas melakukannya demi menolong sesama.
tulis komentar anda