Mahasiswa UNS Tewas Saat Diklatsar Menwa, Kampus: Tunggu Hasil Autopsi
Selasa, 26 Oktober 2021 - 09:44 WIB
SOLO - Polisi bergerak cepat menyelidiki kematian Gilang Endi (23). Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut, tewas saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa), Senin (25/10/2021).
Usai ada peserta yang tewas, Diklatsar Menwa yang dimulai Sabtu (23/10/2021) dan sedianya berakhir pada Minggu (31/10/2021) akhirnya dihentikan untuk kepentingan penyelidikan.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto menjelaskan, belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya Gilang Endi. Korban merupakan mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020.
"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua, makanya biar ketemu jawabannya dan keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan autopsi, ini bisa lebih menjelaskan kenapa," kata Sutanto.
Ia mengatakan, saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain dalam kegiatan tersebut. "Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil autopsinya," tuturnya.
"Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar, baik dari pihak komandan batalyon, komandan menwa, dan komandan provost mengatakan, bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus. Hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," katanya.
Usai ada peserta yang tewas, Diklatsar Menwa yang dimulai Sabtu (23/10/2021) dan sedianya berakhir pada Minggu (31/10/2021) akhirnya dihentikan untuk kepentingan penyelidikan.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto menjelaskan, belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya Gilang Endi. Korban merupakan mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020.
Baca Juga
"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua, makanya biar ketemu jawabannya dan keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan autopsi, ini bisa lebih menjelaskan kenapa," kata Sutanto.
Ia mengatakan, saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain dalam kegiatan tersebut. "Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil autopsinya," tuturnya.
"Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar, baik dari pihak komandan batalyon, komandan menwa, dan komandan provost mengatakan, bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus. Hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," katanya.
Baca Juga
tulis komentar anda