Lewat Utang, TKI asal Asahan Bertahan Hidup hanya dengan Makan Mi Instan

Rabu, 03 Juni 2020 - 21:33 WIB
Tini, tenaga kerja asal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara kini hanya bisa berdiam di kos-kosan tempat dia tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto/Tangkapan Layar)
KUALA LUMPUR - Tini hanya bisa berdiam di kos-kosan tempat dia tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia. Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini sudah 3 bulan tidak bekerja.

Pemilik usaha refleksi tempat ia bekerja menghentikan usahanya, pasca-negeri serumpun itu menerapkan kebijakan pembatasan lalulintas orang (lockdown) setelah kasus pandemi Covid-19 merebak. (BACA JUGA: Terganjal Izin, Sebanyak 1.251 TKI Asal Asahan Masih Tertahan di Malaysia)

Praktis, penghasilannya ibu dari 2 anak ini juga berhenti. Biaya kebutuhannya sehari-hari hanya ditopang dari hasil mengutang dari pemilik usaha. Nasi putih dan mi instan menjadi menu makanan utama. Kadang, cuma nasi putih dan kecap saja.



"Sekali pinjam dua ratus ringgit. Bisa digunakan untuk biaya hidup sebulan. Kadang, kalau tak cukup, minta dikirimin sama keluarga. Habis, enggak tau lagi mau cemana," kata Tini bercerita tentang kisahnya kepada SINDOnewa.com melalui aplikasi pesan Whatsapp, Rabu (3/6/2020).

Menurut Tini, dirinya telah bekerja selama 12 tahun di Malaysia, sejak bercerai dengan suaminya pada 2008 yang lalu. Ia memilih bekerja di negara tetangga itu demi membiayai anaknya yang mulai beranjak dewasa. (BACA JUGA: Pemkab Asahan Gandeng IDN Chapter Malaysia Pulangkan TKI)

Namun, cita-cita untuk meningkatkan taraf hidupnya seolah kandas akibat pandemi. Terjebak, karena tak bisa kemana-mana. "Paspor hidup. Tapi visa, mati. Makanya selalu was-was," katanya.

Dirinya pernah berniat pulang secara ilegal, karena ingin melihat ayahnya yang sedang sakit. Tapi urung, karena tidak ada kapal yang berangkat, sampai akhirnya 3hari sebelum menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441H/2020 ayahnya meninggal dunia.

Nasib Tini, merupakan gambaran para pekerja migran yang ada di Malaysia. Para pekerja yang jumlahnya diperkirakan ribuan itu bimbang akibat kesulitan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19. Dan, tak tahu harus mengadu kemana. (BACA JUGA: Tiba di Batubara, 122 TKI Langsung Dikarantina)

Salah seorang warga Indonesia lainnya yang ada di Malaysia, Darwinsyah, menyebutkan, kondisi para TKI khususnya asal Kabupaten Asahan memang sungguh memprihatinkan. Para pekerja harus benar-benar berhemat agar dapat bertahan hidup.

Sering, rekan-rekannya senasib harus berpuasa karena tak punya uang untuk biaya makan, di samping harus waspada agar tidak tertangkap oleh aparat hukum. Sebab, sebagian besar dokumen keimigrasian para pekerja bermasalah.

"Banyak juga yang hidup dari belas kasihan antarsesama pekerja. Kalaupun ada kiriman dari keluarga, cuma untuk persiapan biaya pulang kampung" kata Darwin. (BACA JUGA: TNI AL Amankan 20 TKI Ilegal dari Malaysia di Perairan Asahan)

Saat ini, lanjutnya, para TKI hanya tinggal berharap pada bantuan Pemerintah RI, khususnya Pemkab Asahan agar bisa memfasilitasi kepulangan mereka ke kampung halaman.
(vit)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content