Petani Tembakau di Gresik Keluhkan Kelangkaan Pupuk dan Harga Anjlok saat Panen
Sabtu, 25 September 2021 - 10:33 WIB
GRESIK - Para petani tembakau di Kabupaten Gresik menyampaikan keluh kesah mereka terkait kelangkaan pupuk subsidi dan harga anjlok saat masa panen. Keluhan tersebit mereka sampaikan langsung kepada bupati dalam acara Sapa Petani.
Menyikpi hal itu, Bupati Fandi Akhmad Yani mengaku, selama pandemi COVID-19 sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tahan banting, bahkan menjadi penyangga perekonomian daerah.
"Tembakau dari Jawa Timur memberikan sumbangsih sebesar 50 persen dari produksi tembakau nasional dengan rata-rata menghasilkan produksi sebesar 120 ribu ton per tahun. Tanaman tembakau bisa dijadikan komoditi untuk menambah penghasilan dari petani, selain karena tidak membutuhkan banyak air, juga karena tanaman ini termasuk tanaman yang dihindari hama tikus," ujarnya.
Saat menyampaikan aspirasi, sebagian besar petani tembakau mengeluhkan permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi saat memasuki waktu tanam. Kemudian serangan hama tikus yang merusak tanaman, hingga anjloknya harga jual saat masuk waktu panen raya.
"Kami, bersama dengan Dinas Pertanian selalu bersinergi dengan produsen pupuk, juga berupaya melakukan strategi yang mana ini harus didukung oleh para petani, yaitu dengan program makmur," kata Gus Yani.
Program makmur, jelas Yani, merupakan suatu ekosistem pertanian mulai dari pembibitan, sarana prasarana, pupuk, vitamin hingga penyerapan hasil panen raya. Program ini merupakan salah satu strategi pemerintah daerah dan stakeholders untuk menjawab tantangan di sektor pertanian .
"Njenengan sepakat nggih, untuk bersama-sama mengatasi masalah yang ada di pertanian. Insya Allah dalam kebersamaan pasti ada berkah," pungkasnya.
Menyikpi hal itu, Bupati Fandi Akhmad Yani mengaku, selama pandemi COVID-19 sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tahan banting, bahkan menjadi penyangga perekonomian daerah.
"Tembakau dari Jawa Timur memberikan sumbangsih sebesar 50 persen dari produksi tembakau nasional dengan rata-rata menghasilkan produksi sebesar 120 ribu ton per tahun. Tanaman tembakau bisa dijadikan komoditi untuk menambah penghasilan dari petani, selain karena tidak membutuhkan banyak air, juga karena tanaman ini termasuk tanaman yang dihindari hama tikus," ujarnya.
Saat menyampaikan aspirasi, sebagian besar petani tembakau mengeluhkan permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi saat memasuki waktu tanam. Kemudian serangan hama tikus yang merusak tanaman, hingga anjloknya harga jual saat masuk waktu panen raya.
"Kami, bersama dengan Dinas Pertanian selalu bersinergi dengan produsen pupuk, juga berupaya melakukan strategi yang mana ini harus didukung oleh para petani, yaitu dengan program makmur," kata Gus Yani.
Baca Juga
Program makmur, jelas Yani, merupakan suatu ekosistem pertanian mulai dari pembibitan, sarana prasarana, pupuk, vitamin hingga penyerapan hasil panen raya. Program ini merupakan salah satu strategi pemerintah daerah dan stakeholders untuk menjawab tantangan di sektor pertanian .
"Njenengan sepakat nggih, untuk bersama-sama mengatasi masalah yang ada di pertanian. Insya Allah dalam kebersamaan pasti ada berkah," pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda