Demonstrasi Dukung Floyd Terus Meluas, London dan Berlin Ikut Panas
Senin, 01 Juni 2020 - 12:09 WIB
Unjuk rasa kali ini benar-benar membuat posisi AS terjepit. Secara internal, AS masih harus menghadapi masalah pandemi COVID-19 yang belum menunjukkan gejala penurunan. Sementara secara eksternal, demonstrasi yang lalu diikuti kerusuhan dan penjarahan seperti membuka borok Negeri Paman Sam.
Unjuk rasa memprotes meninggalnya Floyd memang terus meluas ke berbagai penjuru negeri. Informasi yang diperoleh dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Chicago, ada 25 kota di 16 negara bagian yang telah memberlakukan jam malam. Sebagian bahkan memperpanjang jam malam hingga Senin (1/6) waktu setempat.
Sopir truk tangki yang menerobos kerumuman demonstran ditarik keluar dan dipukuli massa. Foto/Reuters
Baca: Iran pada AS: Berhenti Gunakan Intimidasi, Dengarkan Rakyat Anda!)
Di kawasan Midwest AS yang menjadi wilayah kerja KJRI Chicago, jam malam diberlakukan di kota-kota seperti Chicago (Illinois); Indianapolis (Indiana); Louisville (Kentucky); Detroit (Michigan); Minneapolis dan St. Paul (Minnesota); Kansas City (Missouri); Cincinnati, Cleveland, Columbus, Dayton, dan Toledo (Ohio); dan Milwaukee dan Madison (Wisconsin).
Adapun, 16 negara bagian juga tercatat telah mengaktifkan tentara cadangan Garda Nasional untuk membantu menjaga keamanan, termasuk 6 dari wilker KJRI Chicago yaitu Illinois, Indiana, Kentucky, Minnesota, Ohio, South Dakota, dan Wisconsin. Sisanya adalah negara bagian Colorado, Georgia, North Carolina, Pennsylvania, South Carolina, Tennessee, Texas, Utah, dan Washington.
Pada Minggu sore, para pengunjuk rasa kembali berkumpul di lokasi tempat George Floyd ditangkap lalu bergerak menuju Minnesota State Capital di kawasan pusat kota Minneapolis. Massa juga sempat memasuki dan memblokir jalan tol I-94 dan I-35 yang menimbulkan kemacetan panjang. Pemerintah setempat menutup seluruh ruas tol menuju Minneapolis dan St. Paul pada pukul 17.00. Hingga pukul 21.00 massa diketahui masih terus berkumpul di kawasan pusat kota Minneapolis.
Situasi ini membuat negara-negara lawan AS dalam percaturan politik global merasa memiliki kesempatan untuk memukul balik AS, khususnya dalam isu hak asasi manusia dan rasialisme.
(Baca: Demo Rusuh 'Saya Tak Bisa Bernapas', Rusia Sebut Masalah HAM di AS Menumpuk)
Unjuk rasa memprotes meninggalnya Floyd memang terus meluas ke berbagai penjuru negeri. Informasi yang diperoleh dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Chicago, ada 25 kota di 16 negara bagian yang telah memberlakukan jam malam. Sebagian bahkan memperpanjang jam malam hingga Senin (1/6) waktu setempat.
Sopir truk tangki yang menerobos kerumuman demonstran ditarik keluar dan dipukuli massa. Foto/Reuters
Baca: Iran pada AS: Berhenti Gunakan Intimidasi, Dengarkan Rakyat Anda!)
Di kawasan Midwest AS yang menjadi wilayah kerja KJRI Chicago, jam malam diberlakukan di kota-kota seperti Chicago (Illinois); Indianapolis (Indiana); Louisville (Kentucky); Detroit (Michigan); Minneapolis dan St. Paul (Minnesota); Kansas City (Missouri); Cincinnati, Cleveland, Columbus, Dayton, dan Toledo (Ohio); dan Milwaukee dan Madison (Wisconsin).
Adapun, 16 negara bagian juga tercatat telah mengaktifkan tentara cadangan Garda Nasional untuk membantu menjaga keamanan, termasuk 6 dari wilker KJRI Chicago yaitu Illinois, Indiana, Kentucky, Minnesota, Ohio, South Dakota, dan Wisconsin. Sisanya adalah negara bagian Colorado, Georgia, North Carolina, Pennsylvania, South Carolina, Tennessee, Texas, Utah, dan Washington.
Pada Minggu sore, para pengunjuk rasa kembali berkumpul di lokasi tempat George Floyd ditangkap lalu bergerak menuju Minnesota State Capital di kawasan pusat kota Minneapolis. Massa juga sempat memasuki dan memblokir jalan tol I-94 dan I-35 yang menimbulkan kemacetan panjang. Pemerintah setempat menutup seluruh ruas tol menuju Minneapolis dan St. Paul pada pukul 17.00. Hingga pukul 21.00 massa diketahui masih terus berkumpul di kawasan pusat kota Minneapolis.
Situasi ini membuat negara-negara lawan AS dalam percaturan politik global merasa memiliki kesempatan untuk memukul balik AS, khususnya dalam isu hak asasi manusia dan rasialisme.
(Baca: Demo Rusuh 'Saya Tak Bisa Bernapas', Rusia Sebut Masalah HAM di AS Menumpuk)
tulis komentar anda