Atlet PON Sumbar Dikawal Brimob, Bupati Jayapura: Sangat Berlebihan
Sabtu, 18 September 2021 - 22:38 WIB
SENTANI - Bupati Jayapura sekaligus Ketua Sub PB PON XX Papua Mathius Awoitauw menilai kebijakan Tim PON Sumatera Barat (Sumbar) dikawal Brimob saat menghadiri PON XX di Papua sangat berlebihan dan hanya memberi kesan seakan-akan Papua tidak aman.
"Di sini aman-aman saja kok. Lagi pula untuk keamanan dari panitia PON juga sudah ada jadi tidak perlu lagi membawa pengamanan sendiri. Jangan sampai ada kesan bahwa Kontingen Sumbar tidak percaya dengan kerja panitia di Papua," ujar Mathius di Sentani, Kamis (16/9/2021).
Menurut dia, kebijakan Tim PON Sumbar yang membawa Brimob ke Papua memberikan kesan bahwa Sumbar tidak yakin bahwa Papua aman bagi siapa pun dari seluruh Nusantara. "Jangan saudara-saudara dari Sumatera Barat memberi kesan bahwa Papua ini menyeramkan. Di Papua ini saudara dari Sumatera Barat banyak sekali dan mereka aman-aman saja. Jadi tolong jangan buat kebijakan aneh macam begini," katanya.
Dia menjelaskan, untuk standar keamanan atlet PON sudah diatur semua oleh pihak panitia yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan masyarakat. "PON ini adalah pesta olahraga persaudaraan sesama anak bangsa dari seluruh suku dan daerah di seluruh Indonesia. Kita harus beri kesan bahwa ini adalah perhelatan persahabatan dan persaudaraan," kata bupati dua periode itu.
Menurut Mathius, dengan membawa Brimob memberi kesan Sumbar tidak percaya kepada Papua mampu menjadi tuan rumah yang baik. Dia meminta agar kontingen PON XX Sumbar mengevaluasi kembali keputusannya membawa kekuatan Brimob sebagai pengamanan khusus bagi para atlet.
Diketahui sejumlah atlet Kontingen Sumbar diberangkatkan ke Papua mendapat pengawalan dari Brimob Polda Sumbar selama mengikuti ajang itu. "Brimob Sumbar juga akan membantu pengamanan Kontingen Sumbar di Papua dengan mengirimkan satu SSK guna mengantisipasi segala kemungkinan,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar Dedi Diantolani. CM
"Di sini aman-aman saja kok. Lagi pula untuk keamanan dari panitia PON juga sudah ada jadi tidak perlu lagi membawa pengamanan sendiri. Jangan sampai ada kesan bahwa Kontingen Sumbar tidak percaya dengan kerja panitia di Papua," ujar Mathius di Sentani, Kamis (16/9/2021).
Menurut dia, kebijakan Tim PON Sumbar yang membawa Brimob ke Papua memberikan kesan bahwa Sumbar tidak yakin bahwa Papua aman bagi siapa pun dari seluruh Nusantara. "Jangan saudara-saudara dari Sumatera Barat memberi kesan bahwa Papua ini menyeramkan. Di Papua ini saudara dari Sumatera Barat banyak sekali dan mereka aman-aman saja. Jadi tolong jangan buat kebijakan aneh macam begini," katanya.
Dia menjelaskan, untuk standar keamanan atlet PON sudah diatur semua oleh pihak panitia yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan masyarakat. "PON ini adalah pesta olahraga persaudaraan sesama anak bangsa dari seluruh suku dan daerah di seluruh Indonesia. Kita harus beri kesan bahwa ini adalah perhelatan persahabatan dan persaudaraan," kata bupati dua periode itu.
Menurut Mathius, dengan membawa Brimob memberi kesan Sumbar tidak percaya kepada Papua mampu menjadi tuan rumah yang baik. Dia meminta agar kontingen PON XX Sumbar mengevaluasi kembali keputusannya membawa kekuatan Brimob sebagai pengamanan khusus bagi para atlet.
Diketahui sejumlah atlet Kontingen Sumbar diberangkatkan ke Papua mendapat pengawalan dari Brimob Polda Sumbar selama mengikuti ajang itu. "Brimob Sumbar juga akan membantu pengamanan Kontingen Sumbar di Papua dengan mengirimkan satu SSK guna mengantisipasi segala kemungkinan,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar Dedi Diantolani. CM
(ars)
tulis komentar anda