Ibu dan Anak Gadisnya Ditelanjangi dan Dibunuh, Pelakunya Masih Misterius Polisi Minta Bantuan Dishub
Senin, 06 September 2021 - 05:18 WIB
BANDUNG - Pembunuhan ibu dan anak gadisnya, Tuti Suhartini (55), dan Amalia Mustika Ratu (23), hingga kini masih menyisakan misteri. Polisi belum juga mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis, yang tega menyimpan mayat korban di bagasi mobil Alphard di rumah korban Kampung Ciseuti, Jalancagak, Subang, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago menyatakan, tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan tersebut sangat minim penerangan. Sehingga pihaknya pun perlu menggandeng pihak lain, seperti Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menganalisa kamera pengawas atau CCTV.
Dia berharap, CCTV merekam orang-orang yang berada di TKP saat peristiwa itu terjadi, tak terkecuali pelaku pembunuhan itu. "Kita butuh kehati-hatian, kita juga butuh menggandeng pihak lain seperti Dishub yang punya CCTV dengan resolusi yang lebih bagus," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menganalalisa terhadap gadget-gadget yang merupakan proses digitalisasi karena satu-persatu memiliki peran yang berbeda. "Ini yang kita sinkronisasikan, kita kemas, sehingga kita bisa analisa," jelasnya.
Erdi menjelaskan, selain proses yang membutuhkan waktu, TKP pembunuhan memang sangat rapi. Sehingga dia tak menampik jika ondisi tersebut menjadi salah satu penyebab belum terungkapnya pelaku pembunuhan.
"Jadi kita memang sangat membutuhkan waktu, karena di TKP sendiri kita akui kejadian pembunuhan itu sangat rapi. Tentunya kita mencari pembuktian bukan di TKP saja, tapi kita akan menarik mundur perkiraan-perkiraan waktu berdasarkan kematian kedua korban tersebut," katanya.
Polisi harus mempelajari proses terjadinya sebuah pembunuhan. Apalagi ada beberapa orang dan jam-jam tertentu ada di lokasi tersebut, ini yang menurut Erdi perlu satu-persatu digali.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Baca Juga
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago menyatakan, tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan tersebut sangat minim penerangan. Sehingga pihaknya pun perlu menggandeng pihak lain, seperti Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menganalisa kamera pengawas atau CCTV.
Dia berharap, CCTV merekam orang-orang yang berada di TKP saat peristiwa itu terjadi, tak terkecuali pelaku pembunuhan itu. "Kita butuh kehati-hatian, kita juga butuh menggandeng pihak lain seperti Dishub yang punya CCTV dengan resolusi yang lebih bagus," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, pihaknya juga menganalalisa terhadap gadget-gadget yang merupakan proses digitalisasi karena satu-persatu memiliki peran yang berbeda. "Ini yang kita sinkronisasikan, kita kemas, sehingga kita bisa analisa," jelasnya.
Erdi menjelaskan, selain proses yang membutuhkan waktu, TKP pembunuhan memang sangat rapi. Sehingga dia tak menampik jika ondisi tersebut menjadi salah satu penyebab belum terungkapnya pelaku pembunuhan.
"Jadi kita memang sangat membutuhkan waktu, karena di TKP sendiri kita akui kejadian pembunuhan itu sangat rapi. Tentunya kita mencari pembuktian bukan di TKP saja, tapi kita akan menarik mundur perkiraan-perkiraan waktu berdasarkan kematian kedua korban tersebut," katanya.
Polisi harus mempelajari proses terjadinya sebuah pembunuhan. Apalagi ada beberapa orang dan jam-jam tertentu ada di lokasi tersebut, ini yang menurut Erdi perlu satu-persatu digali.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
(eyt)
tulis komentar anda